Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI: 39 Persen Responden Anggap China Negara Paling Berpengaruh di Asia

Kompas.com - 12/01/2020, 17:52 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkap temuan surveinya bahwa 39 persen dari 1.540 responden menganggap China merupakan negara paling berpengaruh di Asia.

Hal itu merupakan hasil survei LSI yang dilakukan pada periode 10 sampai 15 Juli 2019. Hasil survei ini dipaparkan oleh Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, Minggu (12/1/2020).

Responden diberi pertanyaan, menurut Ibu/Bapak negara mana yang paling berpengaruh di kawasan Asia?

"Jadi pada 2019 itu, China dianggap sebagai negara paling berpengaruh di Asia. Disusul Amerika Serikat sebesar 18 persen, Jepang ada 14 persen, India sebesar 1 persen dan Rusia sebanyak 1 persen. Jadi lima negara terbesar yang dianggap berpengaruh di Asia adalah itu," kata dia dalam paparannya di Hotel Erian, Jakarta, Minggu.

Baca juga: Guru Besar UI: Sampai Kiamat, Persoalan Indonesia Vs China di Natuna Tak Akan Selesai

Sementara, responden yang menjawab negara lainnya sebesar 2 persen, tidak mengerti pertanyaan sebanyak 1 persen, menjawab tidak tahu sebesar 23 persen dan menolak menjawab sebesar 10 persen.

Menurut Djayadi, jika dibandingkan dengan hasil survei pada tahun 2011 dan 2016, ada perubahan sikap publik dalam menilai negara mana yang paling berpengaruh di Asia.

"Biasanya yang berpengaruh itu adalah AS, bahkan Jepang biasanya nomor dua. Tapi mulai 2016 sampai ke 2019 terjadi peningkatan persepsi masyarakat tentang negara paling berpengaruh di Asia. China meroket tajam meninggalkan AS dan Jepang, apalagi Rusia dan India," katanya.

"Jadi di tengah peningkatan tajam persepsi China itu diikuti menurunnya persepsi tentang pengaruh AS dan Jepang selama sekitar 10 tahun terakhir," ungkapnya.

Baca juga: Peristiwa di Natuna, Berikut Insiden di Dunia yang Melibatkan Nelayan China

Selanjutnya, kata Djayadi, responden diberi pertanyaan, apakah AS dan China menguntungkan atau merugikan Anda?

Hasilnya, yang menilai AS merugikan kawasan Asia sedikit lebih banyak dibanding yang menilai menguntungkan, yaitu 30 persen menjawab menguntungkan dan 33 persen menjawab merugikan.

Namun, jika dibandingkan survei tahun 2016, tren persepsi positif responden terhadap pengaruh AS di Asia cenderung meningkat.

Di tahun 2016, responden yang menjawab menguntungkan adalah 26 persen dan merugikan sebesar 32 persen.

Baca juga: RI Buka Peluang Kerja Sama dengan China Kelola ZEE Natuna

Sebaliknya, tren persepsi negatif cenderung meningkat terhadap China jika dibandingkan survei 2016.

Di tahun 2016, responden yang menjawab menguntungkan sebanyak 36 persen dan menjawab merugikan sebesar 19 persen.

Di tahun 2019, responden yang menjawab menguntungkan menjadi 34 persen dan merugikan juga sebanyak 34 persen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com