Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Menlu RI Bertemu Dubes AS dan Iran, Minta Kedua Pihak Tahan Diri

Kompas.com - 07/01/2020, 20:10 WIB
Dani Prabowo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar Amerika Serikat dan Duta Besar Iran untuk Indonesia pada Senin (6/1/2020).

Pemanggilan tersebut menyusul meningkatnya situasi pasca terbunuhnya Jenderal Iran Qasem Soleimani dalam serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat.

Dalam keterangan yang dibagikan Retno melalui akun Twitter resminya, pertemuan itu digelar secara terpisah di Kantor Kementerian Luar Negeri, Senin sore. Retno pun menyampaikan, keprihatinannya atas memanasnya situasi di Iran.

"Met the Ambassador of Iran and Ambassador of the US separately this afternoon (06/01) Indonesia conveyed concerns on the latest development in US - Iran relations,” tulis Retno seperti dikutip Kompas.com, Selasa (7/1/2020).

Baca juga: Kemenlu Siapkan Rencana Perlindungan WNI di Irak dan Iran, Ada Apa?

Retno pun berharap, seluruh pihak dapat menahan diri untuk meredakan situasi.

Indonesia hopes that all related parties exercise maximum restraint so as to prevent further escalation. Escalation will benefit no one. Furthermore, it may lead to potential repercussions on the global economy,” tulis Retno.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, masalah keamanan ini menyusul tewasnya Jenderal top Iran Qasem Soleimani dalam sebuah serangan yang berlangsung di Bandara Baghdad.

Laporan tersebut disampaikan oleh Hashed al-Shaabi, kelompok paramiliter Irak yang memperoleh sokongan dari Teheran, Jumat (3/1/2020).

Menurut pengumuman, kematian Qasem Soleimani oleh AS, serangan yang dilakukan adalah atas arahan Presiden AS Donald Trump.

Menlu Retno LP Marsudi saat bertemu dengan Dubes Iran untuk Indonesia di Kantor Kemenlu, Senin (6/1/2020) sore.Twitter / @Menlu_RI Menlu Retno LP Marsudi saat bertemu dengan Dubes Iran untuk Indonesia di Kantor Kemenlu, Senin (6/1/2020) sore.

Meskipun serangan tersebut dilakukan atas perintah Donald Trump, DPR AS mengaku tidak diberi tahu tentang rencana penyerangan tersebut.

Serangan dan kematian Soleimani pun direspons oleh pihak Iran.

Sejumlah pejabat Iran, termasuk pemimpin tertingginya, bersumpah akan membalas dendam.

Melalui Twitter, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan waktu tiga hari berkabung atas kematian Qasem Soleimani.

"Balas dendam yang sangat menyakitkan menunggu para kriminal yang telah menumpahkan darah pada martir itu di tangan mereka," ancamnya.

Presiden Hassan Rouhani pun mengungkapkan hal yang serupa. Ia menyatakan bahwa kematian Soleimani yang ia sebut 'syahid' telah menghancurkan negara di Timur Tengah.

Sementara, Menteri Pertahanan Amir Hatami, yang juga merupakan komandan Pasukan Quds berjanji bahwa pembalasan yang dilakukan nantinya akan mengerikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com