Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TERPOPULER NASIONAL] Pengendalian Banjir DKI Jakarta Terhambat Sejak 2017 | BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem

Kompas.com - 03/01/2020, 07:26 WIB
Dani Prabowo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar terkait banjir yang melanda sejumlah wilayah ibu kota dan sekitarnya masih menjadi topik yang paling banyak dibaca pembaca setia Kompas.com.

Mulai dari update penanganan banjir, jumlah korban jiwa, hingga perkiraan cuaca yang mungkin terjadi dalam kurun beberapa waktu ke depan.

Berikut berita terpopuler yang dihimpun Kompas.com:

1. Presiden sebut pengendalian banjir terhambat sejak 2017

Pengendalian dan penanganan banjir seharusnya dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah setiap saat.

Namun, upaya pengendalian banjir di DKI Jakarta, disebut Presiden Joko Widodo, terganjal sejak 2017 lalu.

Baca juga: Saat Anies Bantah Pendapat Jokowi soal Sampah jadi Penyebab Banjir

Seperti diketahui, pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta sebelumnya telah bekerjasama dalam upaya pengendalian banjir melalui program normalisasi.

Namun program ini terhenti, lantaran sejak 2017 Pemprov DKI tak lagi membebaskan lahan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) karena berencana mengganti program normalisasi dengan naturalisasi.

"Pembangunan prasarana pengendali banjir pada keempat sungai terkendala sejak 2017 karena masalah pembebasan lahan," kata Jokowi melalui akun Instagram resminya, Kamis (2/1/2020).

Presiden menyebut, banjir paling parah di ibu kota dan kawasan sekitarnya terutama yang berada di sepanjang DAS Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter.

Di keempat DAS itu sebelumnya telah dilaksanakan program normalisasi sungai, namun terhenti.

Akibatnya, misalnya, di DAS Ciliwung yang seharusnya kawasan sepanjang 33 kilometer yang dinormalisasi, kini baru 16 kilometer yang telah terlaksana.

Baca juga: Banjir Jakarta: Normalisasi yang Terhambat dan Hasil Naturalisasi yang Belum Terlihat

Di sisi lain, pemerintah tetap melanjutkan program normalisasi lainnya di bagian hulu, yakni dengan membangun Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi.

Kedua bendungan ini ditargetkan selesai akhir tahun ini.

2. BMKG prediksi cuaca ekstrem akan terjadi 5-10 Januari 2020

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meminta masyarakat lebih waspada atas anomali cuaca dalam dua pekan ke depan yakni pada 5-10 Januari 2020.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, aliran udara basa akan masuk dari arah Samudera Indonesia, tepatnya di sebelah barat Pulau Sumatera.

Sehingga dampaknya akan meningkatkan intensitas curah hujan menjadi ekstrem.

"Jadi potensi hujan ekstrem akan terjadi lagi, diperkirakan antara 5-10 Januari di wilayah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi sampai Lampung, termasuk Jawa, tentunya Jabodetabek juga termasuk di dalamnya," kata Dwikorita di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis.

Baca juga: BMKG Sebut Hujan Ekstrem Saat Ini Belum Masuk Puncaknya

"Kemudian aliran ini kan berjalan, antara 5-10 di wilayah Indonesia Barat bagian selatan ya, dekat ekuator. Lalu, tanggal 10-15 Januari dia bergerak ke Kalimantan Selatan, lalu ke Sulawesi bagian Selatan Tenggara," tutur dia.

Dwikorita mengatakan, siklus cuaca itu akan berulang di akhir Januari sampai awal Februari.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat mempersiapkan segala sesuatu sebagai antisipasi, kemungkinan terjadinya bencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com