Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Potensi Bencana 2020: Curah Hujan Tinggi hingga Puluhan Gunung Api Berstatus di Atas Normal

Kompas.com - 31/12/2019, 07:08 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar acara Kaleidoskop Bencana 2019 dan Outlook bencana 2020 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).

Dalam acara ini dipaparkan kondisi bencana sepanjang 2019 dan prediksi potensi bencana pada 2020.

Selain itu, dipaparkan pula prediksi kondisi iklim pada 2020, paparan kondisi gunung api di Indonesia dan potensi bencana yang ditimbulkan akibat kondisi yang ada.

Berikut ini prediksi kondisi iklim pada 2020 berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dikomparasikan dengan kajian dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Lalu, pemaparan kondisi gunung api berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Puncak musim penghujan Februari-Maret

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan puncak musim hujan 2020 jatuh pada Februari-Maret.

Menurut Dwikorita, musim hujan sebenarnya sudah dimulai secara bertahap sejak akhir 2019.

"Kita sudah memulai musim hujan pada akhir 2019 atau bulan November, secara bertahap. Kemudian pada 2020 curah hujan akan semakin meningkat mulai Januari, dan mencapai puncaknya pada Februari-Maret, " ujarnya saat pemaparan dalam acara Kaleidoskop Bencana 2019 dan Outlook bencana 2020 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).

Meski demikian, menurut prediksi BMKG, puncak musim hujan pun akan berlangsung secara bertahap.

Meningkatnya curah hujan pada Januari, lanjut Dwikorita, terutama akan terjadi di Pulau Sumatra, Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.

Kemudian, kondisi ini akan berlanjut ke Kalimantan bagian tengah, hingga ke Sulawesi dan Papua.

Baca juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2020 Terjadi pada Februari-Maret

"Kemudian berdasarkan prediksi yang kami lakukan, curah hujan sepanjang tahun 2020 tetap sama dengan kondisi klimatologinya, yakni tidak ada anomali. Sehingga cenderung seperti curah hujan rata-rata pada 30 tahun terkahir," tambah Dwikorita.

Tak ada kemarau panjang

Selain itu, Dwikorita juga mengungkapkan kemarau panjang diprediksi tidak terjadi pada 2020.

Kondisi ini, kata dia, dipengaruhi oleh dua hal.

Pertama, tidak terdapat indikasi fenomena perbedaan signifikan suhu air laut antara Samudera Hindia di sebelah barat daya Pulau Sumatera dan sebelah Timur Afrika.

"Sehingga bisa dikatakan suhu permukaan air laut di Indonesia juga normal. Artinya diprediksi seperti itu (diprediksi kemarau tidak panjang)," ungkapnya.

Kedua, berdasarkan analisis BMKG dan dua lembaga di atas, diprediksi bahwa El Nino pada 2020 pertumbuhannya netral.

Kondisi seperti ini, ujar Dwikorita, terjadi hingga Juni 2020.

"Jadi prediksi ini berlaku sampai Juni. Kondisinya netral," tambahnya.

Baca juga: BMKG Prediksi Tak Ada Kemarau Panjang pada 2020

Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan musim kemarau pada 2020 diperkirakan akan dimulai pada April dan berakhir pada Oktober.

Akan tetapi, dia mengingatkan tahapan musim kemarau akan terjadi tidak serempak.

"Mulainya dan berakhirnya juga tidak serempak. Mulai April terutama di wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan nusa Tenggara," tutur Dwikorita.

Intensitas karhutla diperkirakan menurun

Menurut Dwikorita, intensitas kebakaran hutan dan lahan diperkirakan akan menurun pada 2020.

Hal ini berkaitan dengan musim kemarau pada tahun depan yang diperkirakan tidak separah kondisi pada 2019.

"Karhutla diprediksi menurun sebab ada korelasi dengan musim kemarau. Kemudian apabila kita antisipasi lebih lanjut, insya Allah kami harapkan kecenderungan akan semakin menurun, " ujarnya.

Antisipasi yang dimaksud, yakni memantau potensi karhutla secara bertahap mulai dari pencatatan hari tanpa hujan.

Baca juga: BMKG Prediksi Intensitas Karhutla Menurun pada 2020

Menurut Dwikorita, jika selama 10 hari tidak turun hujan, maka perlu diwaspadai.

"Kami kemudian memantau kejadian dan potensi kejadian melalui satelit Himawari. Kami turunkan dalam bentuk deteksi titik-titik panas, " ungkapnya.

Meski begitu, titik panas yang terpantau belum pasti akan menjadi titik api.

"Akan tetapi hal itu menjadi panduan hotspot, " ungkapnya.

2 provinsi tetap diminta waspada karhutla

Meski intensitas karhutla diperkirakan menurun, Dwikorita mengatakan ada potensi karhutla di Provinsi Riau dan Provinsi Aceh di awal 2020.

Hal ini disebabkan kedua provinsi mengalami musim kemarau pada Februari hingga Maret mendatang.

"Meski musim hujan akan meningkat mulai Januari (dan seterusnya) tapi untuk Aceh dan Riau harus waspada. Sebab di kedua provinsi itu mengalami musim kemarau, yakni pada Februari sampai Maret. Artinya ada potensi kekeringan dan kebakaran lahan," ujar Dwikorita.

Kemudian, Dwikorita juga mengingatkan masyarakat untuk melakukan persiapan sebelum musim kemarau.

Baca juga: Awal 2020, BMKG Ingatkan Potensi Karhutla di Dua Provinsi ini

Salah satunya, memaksimalkan kapasitas penampungan air di waduk maupun kolam penampungan.

"Untuk mengingatkan dampak musim kemarau, yang dimulai April, sementara itu curah hujan meningkat pada Januari - Maret, maka diimbau semua pihak untuk memaksimalkan kapasitas waduk, embung, kolam dan sebagainya untuk penyimpanan air," ungkapnya.

Langkah ini disarankan dilakukan pada puncak musim hujan, yakni Februari-Maret.

"Tujuannya untuk cadangan air di musim kemarau nanti, " tambahnya.

Gunung api berstatus waspada hingga siaga

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani, mengatakan ada 21 gunung api di Indonesia yang berstatus waspada hingga siaga.

"Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif. Kemudian, dari situ (dari jumlah tersebut) ada 69 gunung yang dipantau terus menerus dengan menempatkan pos pemantauan. Dari situ (yang dipantau) ada sekitar 21 gunung yang levelnya di atas normal," ujar Kasbani di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).

Dia lantas menjelaskan apa yang dimaksud status di atas normal itu.

Baca juga: 4 Gunung Ini Tak Bisa Didaki Saat Malam Tahun Baru 2020

"Itu artinya waspada (level 2), siaga (level 3), dan awas (level 4). Akan tetapi saat ini kan yang level 4 tidak ada, " lanjut Kasbani.

Kasbani mencontohkan, Gunung Sinabung dan Gunung Agung, masuk dalam kategori level 3 (siaga).

Sementara itu, Gunung Kerinci, Gunung Merapi, Gunung Krakatau, Gunung Bromo, Gunung Slamet, Gunung Rinjani, Gunung Gamalama masuk kategori level 2 (waspada).

Disinggung tentang kondisi 21 gunung yang dimaksud pada 2020 mendatang, Kasbani memperkirakan masih stabil di kategori waspada hingga siaga.

Dia melanjutkan, seluruh gunung api berstatus waspada hingga siaga terpantau dengan sangat baik.

Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir jika terjadi perubahan aktivitas secara mendadak.

"Jadi tidak perlu ada kekhawatiran, ada perubahan-perubahan aktivitas tentu akan kami evaluasi apakah dia (gunung) ada peningkatan, penurunan ancaman, itu nanti sesuai levelnya dia, dia akan berbeda," ungkap Kasbani.

Salah satu langkah pengawasan secara ketat yang dilakukan PVMBG adalah menambah pemasangan Closed Circuit Television (CCTV) di sejumlah gunung.

Pada Minggu (29/2019), CCTV ditambahkan di puncak Gunung Agung, Bali, pada ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut.

Baca juga: PVMBG Pantau Ketat 21 Gunung Berstatus Waspada hingga Siaga

"Pemasangan CCTV ini untuk memantau langsung segala aktivitas permukaan kawah secara terus menerus dan berkelanjutan. Masyarakat pun bisa ikut memantau kawah Gunung Agung melalui website maupun aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh melalui playstore," ujar Kasbani. 

Selain itu, CCTV dan GPS juga dipasang di Gunung Anak Krakatau.

"GPS itu untuk mengetahui deformasi gunung, untuk mengetahui kembang kempisnya gunung, kalau dia itu membengkak kelihatan, kalau membengkak hati-hati," tambah Kasbani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com