JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, intensitas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) diprediksi menurun pada 2020.
Hal ini berkaitan dengan musim kemarau pada tahun depan yang diperkirakan tidak separah kondisi pada 2019.
"Karhutla diprediksi menurun sebab ada korelasi dengan musim kemarau. Kemudian apabila kita antisipasi lebih lanjut, Insya Allah kami harapkan kecenderungan akan semakin menurun," ujar Dwikorita di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).
Antisipasi yang dimaksud yakni memantau potensi karhutla secara bertahap mulai dari pencatatan hari tanpa hujan.
Baca juga: Beredar Hoaks Tsunami dan Gempa Dahsyat Akhir Tahun, BMKG: Cek Sumber Resmi
Menurut Dwikorita, jika selama 10 hari tidak turun hujan, maka perlu diwaspadai.
"Kami kemudian memantau kejadian dan potensi kejadian melalui satelit Himawari. Kami turunkan dalam bentuk deteksi titik-titik panas," ucapnya.
Meski begitu, titik panas yang terpantau belum pasti akan menjadi titik api.
"Akan tetapi hal itu menjadi panduan hotspot, " ungkapnya.
Sebelumnya, Dwikorita mengatakan kemarau panjang diprediksi tidak terjadi pada 2020.
Baca juga: Awal 2020, BMKG Ingatkan Potensi Karhutla di Dua Provinsi ini
Hal ini berdasarkan analisis dari BMKG, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA).
"Diprediksi tidak akan terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, yang panjang seperti tahun lalu," ujar Dwikorita.
Kondisi ini, kata dia, dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, tidak terdapat indikasi fenomena perbedaan signifikan suhu air laut antara Samudera Hindia di sebelah barat daya Pulau Sumatera dengan sebelah Timur Afrika.
"Sehingga bisa dikatakan suhu permukaan air laut di Indonesia juga normal. Artinya diprediksi seperti itu (diprediksi kemarau tidak panjang)," ucapnya.
Kedua, berdasarkan analisis BMKG dan dua lembaga di atas, diprediksi bahwa El Nino pada 2020 pertumbuhannya netral.
Baca juga: BMKG Prediksi Tak Ada Kemarau Panjang pada 2020
Kondisi seperti ini, ujar Dwikorita, terjadi hingga Juni 2020.
"Jadi prediksi ini berlaku sampai Juni. Kondisinya netral," ujarnya.
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan musim kemarau pada 2020 diperkirakan akan dimulai pada April dan berakhir pada Oktober.
Akan tetapi, dia mengingatkan tahapan musim kemarau akan terjadi tidak serempak.
"Mulainya dan berakhirnya juga tidak serempak. Mulai April terutama di wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan nusa Tenggara," tutur Dwikorita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.