Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Akhirnya Airlangga Hartarto Pilih Bambang Soesatyo...

Kompas.com - 11/12/2019, 08:37 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinamika yang terjadi di tubuh Partai Golkar menjelang Musyawarah Nasional (Munas) terkait pemilihan ketua umum bukan barang baru.

Sejak pendaftaran bakal calon ketua umum dibuka, sejumlah kader berbondong-bondong ingin mendaftarkan diri untuk memperebutkan kursi Golkar 1 itu.

Ada sembilan kader yang mendaftar, mereka adalah Achmad Annama, Agun Gunandjar, Ali Yahya, Ridwan Hisjam, Indra Bambang Utoyo, Derek Loupatty, Aris Mandji, Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto.

Menjelang Munas digelar, dua calon ketua umum Partai Golkar yaitu Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo saling berebut dukungan dari pemilik suara DPD I dan DPD II.

Baca juga: Airlangga: Tidak Ada Kubu Saya Maupun Kubu Bambang Soesatyo

Hingga beredar isu bahwa pihak Istana ikut campur dalam Munas Partai Golkar untuk memenangkan Airlangga. Namun, tuduhan itu langsung di bantah Presiden Joko Widodo.

Jokowi memastikan, dirinya tidak terlibat dalam persaingan pemilihan ketua umum Partai Golkar.

Dia juga mengaku tidak menugasi menterinya untuk ikut campur soal persaingan menuju kursi Golkar 1 ini.

"Munas itu urusan internal Golkar dan sebagai partai besar tidak mungkin bisa diintervensi menteri dan pihak eksternal," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12/2019).

Bamsoet Mendadak Mundur

Bukan Golkar namanya jika tidak diwarnai drama. Pasalnya, sesaat sebelum pembukaan Munas Partai, Bambang Soesatyo memutuskan mundur dari bursa bakal caketum Partai Golkar, Selasa (3/12/2019).

Baca juga: Bambang Soesatyo Mundur dari Pencalonan Ketua Umum Partai Golkar

Padahal, jadwal pemilihan ketua umum baru akan dilaksanakan pada hari ketiga Munas atau Kamis (5/12/2019).

Ketua Tim Pemenangan Bambang Soesatyo mengatakan, Bambang memutuskan mundur dari bursa bakal caketum untuk mencegah perpecahan di partai berlogo pohon beringin itu.

"Demi menjaga persatuan di partai, mencegah perpecahan, maka dengan kesadaran penuh, dengan sangat terpaksa demi partai, saya katakan kemudian Mas Bambang Soesatyo mengundurkan diri dari pencalonan," ucap Supit.

Bambang mengatakan, alasannya mundur dari bursa caketum adalah suasana internal partai yang semakin memanas dan potensi perpecahan menjelang Munas.

Ia pun memikirkan dampak perpecahan tersebut pada situasi perpolitikan nasional.

Baca juga: Airlangga Hartarto Ditetapkan Jadi Ketua Umum Golkar Lewat Aklamasi

"Situasi nasional, yang memerlukan situasi politik yang kondusif, guna menjaga pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari berbagai serangan dan ancaman ekonomi global," ungkap Bambang saat konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).

Selain itu, Bambang mengatakan, konsisten mengedepankan rekonsiliasi dan menepati kesepakatan yang dibuatnya bersama Airlangga Hartarto.

"Semangat rekonsiliasi yang telah kita sepakati bersama antara kedua tim, saya dan Airlangga sepakat untuk membangun rekonsiliasi antara tim Bamsoet dan tim Airlangga," kata dia.

Adapun, pilihan Bambang yang mundur dari bakal caketum Partai Golkar juga diikuti bakal caketum Partai Golkar lainnya, kecuali Ridwan Hisjam yang tetap bertahan menjadi pesaing Airlangga.

Damai ditangan Luhut

Sebelum menyampaikan alasan mundur dari bakal caketum Partai Golkar, Bambang bertemu dengan Politisi senior Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan. Pertemuan itu juga turut dihadiri oleh Airlangga Hartarto.

Baca juga: Airlangga Berikan Bamsoet Jabatan Waketum Golkar

Juru Bicara Bambang Soesatyo, Andi Sinulingga mengungkapkan, Luhut meminta Bambang mundur darah bursa bakal caketum.

Sebab, kata dia, politik nasional akan ikut gadung apabila kubu Airlangga dan Bamsoet tetap gontok-gontokan memperebutkan kursi Golkar 1.

"Kompetisi hanya akan menimbulkan kegaduhan saja. Karena kalau ada pemilihan caketum, katanya bisa bikin gaduh dan mengganggu perekonomian. Saya dengar kabarnya begitu," kata Andi saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (3/12/2019).

Menurut Andi, Luhut meminta Bambang mundur karena dianggap kubu penantang yang paling potensial mengalahkan kubu pertahanan Airlangga Hartarto.

Dia pun menyayangkan sikap Luhut yang meminta Bambang mundur dari pencalonannya.

"Karena Pak BS (Bamsoet) yang dianggap paling kuat dan besar kemungkinan bisa mengalahkan AH (Airlangga) jika terjadi voting tertutup sebagaimana layaknya tradisi Munas Golkar," ujar Andi.

Baca juga: Otak-atik Pengurus Golkar: Kuasa Airlangga dan Bayangan Bamsoet

Jadi Waketum Golkar

Pada akhirnya, Munas Partai Golkar pun mengeluarkan keputusan bahwa Airlangga Hartarto kembali terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024 secara aklamasi.

Selain itu, Munas Partai Golkar juga mengusulkan Aburizal Bakrie sebagai Dewan Pembina dan Akbar Tanjung menjadi Ketua Dewan Kehormatan.

Kemudian Agung Laksono sebagai Ketua Dewan Pakar, Jusuf Kalla dan Luhut Binsar Pandjaitan mendapat tempat kehormatan.

Airlangga pun dipercaya sebagai formatur tunggal untuk membentuk komposisi kepengurusan DPP Partai Golkar 2019-2024.

"Tadi sudah ditetapkan, formaturnya adalah dipimpin ketua umum," ujar Airlangga di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Baca juga: Pilih Ketum secara Aklamasi, Golkar Dinilai Takut Kembali Terjebak Dualisme

Pada Selasa (11/12/2019), Airlangga mengumumkan, menunjuk Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar.

"Salah satu (waketum)-nya Pak Bamsoet. Bukan kandidat tapi sudah diputuskan," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Airlangga mengaku, sudah berkomunikasi dengan Bambang terkait jabatan tersebut.

Bambang, kata dia, menerima dengan senang hati jabatan yang dipercayakan kepadanya. 

 

Kompas TV

Nama suami pedangdut Iis Dahlia, Satrio Dewandono ikut disebut dalam kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan Brompton. Penyelundupan diduga dilakukan Dirut Garuda Ari Askhara. Hal itu tak dibantah oleh sang istri, Iis Dahlia.

Iis benarkan bila suaminya menerbangkan pesawat Garuda ketika Bea dan Cukai temukan Harley dan Brompton. Lantas siapakah sosok Satrio Dewandono?

Satrio Dewandono diketahui lahir pada 4 Desember 1971. Ia merupakan seorang pilot senior di maskapai Garuda Indonesia. Satrio Dewandono menikah dengan Iis Dahlia pada pertengahan Mei 2002 silam. Pernikahannya Iis membuahkan satu orang anak bernama Devano Danendra.

Satrio adalah suami kedua Iis, setelah pada pernikahannya yang pertama dengan Dadang Indrajaya kandas.

Sebelumnya, Garuda Indonesia menemukan adanya karyawan Garuda Indonesia yang membawa masuk onderdil motor Harley Davidson secara ilegal ke dalam pesawat Garuda Indonesia. Petugas Bea Cukai mendapati onderdil motor Harley Davidson ilegal di pesawat milik Garuda Indonesia, saat tiba di Indonesia dari Perancis.

#HarleyDavidson #GarudaIndonesia #IisDahlia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com