Sejak pendaftaran bakal calon ketua umum dibuka, sejumlah kader berbondong-bondong ingin mendaftarkan diri untuk memperebutkan kursi Golkar 1 itu.
Ada sembilan kader yang mendaftar, mereka adalah Achmad Annama, Agun Gunandjar, Ali Yahya, Ridwan Hisjam, Indra Bambang Utoyo, Derek Loupatty, Aris Mandji, Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto.
Menjelang Munas digelar, dua calon ketua umum Partai Golkar yaitu Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo saling berebut dukungan dari pemilik suara DPD I dan DPD II.
Hingga beredar isu bahwa pihak Istana ikut campur dalam Munas Partai Golkar untuk memenangkan Airlangga. Namun, tuduhan itu langsung di bantah Presiden Joko Widodo.
Jokowi memastikan, dirinya tidak terlibat dalam persaingan pemilihan ketua umum Partai Golkar.
Dia juga mengaku tidak menugasi menterinya untuk ikut campur soal persaingan menuju kursi Golkar 1 ini.
"Munas itu urusan internal Golkar dan sebagai partai besar tidak mungkin bisa diintervensi menteri dan pihak eksternal," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Bamsoet Mendadak Mundur
Bukan Golkar namanya jika tidak diwarnai drama. Pasalnya, sesaat sebelum pembukaan Munas Partai, Bambang Soesatyo memutuskan mundur dari bursa bakal caketum Partai Golkar, Selasa (3/12/2019).
Padahal, jadwal pemilihan ketua umum baru akan dilaksanakan pada hari ketiga Munas atau Kamis (5/12/2019).
Ketua Tim Pemenangan Bambang Soesatyo mengatakan, Bambang memutuskan mundur dari bursa bakal caketum untuk mencegah perpecahan di partai berlogo pohon beringin itu.
"Demi menjaga persatuan di partai, mencegah perpecahan, maka dengan kesadaran penuh, dengan sangat terpaksa demi partai, saya katakan kemudian Mas Bambang Soesatyo mengundurkan diri dari pencalonan," ucap Supit.
Bambang mengatakan, alasannya mundur dari bursa caketum adalah suasana internal partai yang semakin memanas dan potensi perpecahan menjelang Munas.
Ia pun memikirkan dampak perpecahan tersebut pada situasi perpolitikan nasional.
"Situasi nasional, yang memerlukan situasi politik yang kondusif, guna menjaga pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari berbagai serangan dan ancaman ekonomi global," ungkap Bambang saat konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).
Selain itu, Bambang mengatakan, konsisten mengedepankan rekonsiliasi dan menepati kesepakatan yang dibuatnya bersama Airlangga Hartarto.
"Semangat rekonsiliasi yang telah kita sepakati bersama antara kedua tim, saya dan Airlangga sepakat untuk membangun rekonsiliasi antara tim Bamsoet dan tim Airlangga," kata dia.
Adapun, pilihan Bambang yang mundur dari bakal caketum Partai Golkar juga diikuti bakal caketum Partai Golkar lainnya, kecuali Ridwan Hisjam yang tetap bertahan menjadi pesaing Airlangga.
Damai ditangan Luhut
Sebelum menyampaikan alasan mundur dari bakal caketum Partai Golkar, Bambang bertemu dengan Politisi senior Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan. Pertemuan itu juga turut dihadiri oleh Airlangga Hartarto.
Juru Bicara Bambang Soesatyo, Andi Sinulingga mengungkapkan, Luhut meminta Bambang mundur darah bursa bakal caketum.
Sebab, kata dia, politik nasional akan ikut gadung apabila kubu Airlangga dan Bamsoet tetap gontok-gontokan memperebutkan kursi Golkar 1.
"Kompetisi hanya akan menimbulkan kegaduhan saja. Karena kalau ada pemilihan caketum, katanya bisa bikin gaduh dan mengganggu perekonomian. Saya dengar kabarnya begitu," kata Andi saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (3/12/2019).
Menurut Andi, Luhut meminta Bambang mundur karena dianggap kubu penantang yang paling potensial mengalahkan kubu pertahanan Airlangga Hartarto.
Dia pun menyayangkan sikap Luhut yang meminta Bambang mundur dari pencalonannya.
"Karena Pak BS (Bamsoet) yang dianggap paling kuat dan besar kemungkinan bisa mengalahkan AH (Airlangga) jika terjadi voting tertutup sebagaimana layaknya tradisi Munas Golkar," ujar Andi.
Jadi Waketum Golkar
Pada akhirnya, Munas Partai Golkar pun mengeluarkan keputusan bahwa Airlangga Hartarto kembali terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024 secara aklamasi.
Selain itu, Munas Partai Golkar juga mengusulkan Aburizal Bakrie sebagai Dewan Pembina dan Akbar Tanjung menjadi Ketua Dewan Kehormatan.
Kemudian Agung Laksono sebagai Ketua Dewan Pakar, Jusuf Kalla dan Luhut Binsar Pandjaitan mendapat tempat kehormatan.
Airlangga pun dipercaya sebagai formatur tunggal untuk membentuk komposisi kepengurusan DPP Partai Golkar 2019-2024.
"Tadi sudah ditetapkan, formaturnya adalah dipimpin ketua umum," ujar Airlangga di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Pada Selasa (11/12/2019), Airlangga mengumumkan, menunjuk Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
"Salah satu (waketum)-nya Pak Bamsoet. Bukan kandidat tapi sudah diputuskan," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Airlangga mengaku, sudah berkomunikasi dengan Bambang terkait jabatan tersebut.
Bambang, kata dia, menerima dengan senang hati jabatan yang dipercayakan kepadanya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/12/11/08375891/ketika-akhirnya-airlangga-hartarto-pilih-bambang-soesatyo