Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PDI-P Minta Bos BUMN Tidak Hidup Mewah-mewahan

Kompas.com - 08/12/2019, 16:32 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan para direktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk tidak menyalahgunakan wewenangnya dengan berperilaku hidup mewah-mewahan.

"Berbagai perilaku yang tidak sejalan dengan membangun korporasi yang sehat tersebut, seharusnya tidak boleh dilakukan," ungkap Hasto di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (8/12/2019).

Menurut dia, BUMN merupakan alat negara untuk mencapai tujuan bernegara dalam berbagai aspek.

Baca juga: Kasus Penyelundupan di Pesawat Garuda, KPK: Itu Cerita Umum...

Apalagi, BUMN bergerak di industri yang bernilai strategis bagi kehidupan orang banyak.

Maka dari itu, Hasto mengingatkan supaya para petinggi BUMN mengedepankan azas profesionalitas dalam menjalankan tugasnya.

"Di dalam pelaksanaan, manajemen korporasinya harus mengkedepankan aspek profesionalitas untuk mencapai kinerja, baik dalam perspektif keuangan, internal growth, kemudian perhatian terhadap customer," tutur dia.

Diketahui, baru-baru ini publik digemparkan peristiwa penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton yang dilakukan oleh Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara.

Atas tindakannya itu, Menteri BUMN Erick Thohir memberhentikan Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia.

Baca juga: Erick Thohir Larang BUMN Berikan Suvenir Saat RUPS

Adapun barang-barang tersebut terbilang memiliki harga yang mahal.

Untuk Harley Davidson klasik tipe Shovelhead keluaran tahun 1972 berkisar Rp 800 juta dan sepeda beremerek Brompton berkisar Rp 30 juta-80 juta.

Dikutip dari laman elhkpn.kpk.go.id, harta kekayaan Ari sendiri tercatat sebesar Rp 37.561.339.665.

Data tersebut berdasarkan laporan hasil kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) milik Ari tertanggal 28 Maret/Periodik-2018. 

 

Kompas TV

Dewan komisaris Garuda Indonesia memberhentikan sementara para direksi yang terindikasi terlibat dalam penyelundupan harley davidson dan dua sepeda brompton. Keputusan itu diambil usai pertemuan dewan komisaris dengan menteri badan usaha milik negara erick thohir di kementerian BUMN.

Dukungan terhadap langkah menteri bumn Erick Thohir yang mencopot direktur utama garuda indonesia Ari Askhara terrlihat sejak jumat kemarin. Karangan bunga yang berisi dukungan terhadap keputusan tersebut terlihat memenuhi halaman kantor kementerian BUMN.

Dari kalangan internnal PT Garuda Indonesia. Kelompok karyawan yang menamakan  diri  ikatan awak kabin Garuda Indonesia , juga mendukung keputusan tersebut. Mereka menilai Ari Askhara sebagai dirut garuda  kerap mengambil kebijakan yang kerap merugikan perusahaan dan karyawan.

Tonton juga live streaming KompasTV 24 jam non-stop di https://www.kompas.tv/live

Supaya tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, lanjut subscribe channel YouTube KompasTV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu selalu dapat notifikasi video-video baru. #KompasTV #IndependenTerpercaya Media sosial KompasTV:

Facebook: https://www.facebook.com/KompasTV

Instagram: https://www.instagram.com/kompastv

Twitter: https://twitter.com/KompasTV

LINE: https://line.me/ti/p/@KompasTV

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com