JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo menunjuk Adamas Belva Syah Devara sebagai satu dari 12 staf khusus presiden.
Belva merupakan Chief Executive Officer sekaligus Co-Founder perusahaan rintisan dan aplikasi Ruangguru.
Melansir laman jejaring professional, LinkedIn, Belva menjadi salah satu dari 30 pengusaha muda berusia di bawah 30 tahun paling berpengaruh di Asia versi majalah Forbes.
Baca juga: Putri Tanjung, Anak Chairul Tanjung yang Ditunjuk Jadi Staf Khusus Presiden
Kepiawaiannya dalam membangun bisnis dilatarbelakangi perjalanan akademisnya yang moncer.
Pada 2007, ia mendapatkan beasiswa penuh dari Pemerintah Singapura untuk mengenyam pendidikan di Nanyang Technological University.
Di NTU, ia berkesempatan untuk mendapatkan gelar ganda, yaitu di bidang bisnis dan ilmu komputer.
Berbagai prestasi pun diraihnya. Ia masuk ke dalam Double Dean’s List sebagai salah satu dari 5 persen mahasiswa berprestasi tinggi, selama tiga tahun.
Tak hanya itu, ia juga pernah menyabet tiga medali emas, yaitu Lee Kuan Yew Gold Medal, penghargaan paling bergengsi pada level universitas yang diperoleh karena selalu menduduki peringkat pertama di bidang akademik selama mengenyam pendidikan.
Kemudian, Infocomm Development Authority of Singapore Gold Medal, yakni penghargaan bagi mahasiswa yang memperoleh indeks prestasi kumulatif tertinggi di bidang ilmu computer dan Accenture Gold Medal, yakni penghargaan tertinggi bagi peraih IPK tertinggi di bidang bisnis.
Pada 2013, ia melanjutkan pendidikan masternya dengan mengambil gelar double degree di Stanford University dan Harvard University.
Di Stanford, ia mengambil gelar master administrasi bisnis, sedangkan di Harvard mengambil gelar master administrasi publik.
Karena kepandaiannya, ia juga tercatat sebagai mahasiswa tamu di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Harvard Law School, Harvard Graduate School of Education, dan Harvard Medical School.
Baca juga: Ini 7 Staf Khusus Baru Jokowi dari Kalangan Milenial
Pengalaman di ring satu kekuasaan negeri ini pun sebenarnya juga bukanlah hal yang baru untuknya.
Pada 2011, ia pernah magang di Istana Kepresidenan, tepatnya pada Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), unit kerja yang dibubarkan Presiden Joko Widodo dan bermetamorfosis menjadi Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
Saat itu, ia menyusun draf konsep aplikasi Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.