Muncul kesenjangan dari kecepatan laju kemajuan teknologi dengan penyesuaian metoda pendidikan dan latihan bagi sumber daya manusia yang akan mengawakinya.
Kesenjangan inilah yang telah membuka peluang terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat terbang modern.
Pada kasus dua kecelakaan pesawat Boeing 737-MAX-8, terbukti bahwa selain terjadi kesenjangan dari laju kemajuan teknologi penerbangan dengan metode pendidikan dan latihan sumber daya manusia yang akan mengawakinya, ternyata terdapat faktor lain yang muncul belakangan.
Faktor itu adalah kurangnya komunikasi antara pabrik pembuat pesawat dengan operator dan atau maskapai penerbangan dalam hal ini para pilot dan teknisi calon pengguna di lapangan.
Kasus Boeng 737-Max-8 pada akhirnya telah memaksa pihak pabrik dan juga otoritas penerbangan untuk melakukan komunikasi yang lebih intens dengan “user” dalam hal ini para pilot dan teknisi yang akan mengawakinya.
Pola laju kemajuan teknologi yang diterapkan dalam dunia penerbangan terutama pada sistem kendali pesawat terbang, mau tidak mau memang harus dikomunikasikan jauh lebih awal pada sebelum pesawat terbang beroperasi.
Kiranya kasus B-737-Max-8 telah memberikan pelajaran yang sangat mahal untuk dibayar dalam proses modernisasi teknologi pesawat terbang.
Realitanya, perlombaan untuk menerapkan mesin pesawat terbang yang irit bahan bakar telah menelan korban ratusan nyawa.
Sekarang ini tidak hanya Boeing akan tetapi juga FAA (Federal Aviation Administration) sebagai regulator tengah berada di ujung tanduk atau di tikungan jalan “kredibilitas” yang disandangnya sebagai penjunjung tinggi faktor “Aviation Safety” yang sudah sejak puluhan tahun disandangnya.
Pasca kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines berkembang luas “tuduhan” terhadap Boeing yang telah bersama-sama dengan FAA dianggap lebih mengutamakan “profit” diatas “safety”.
Pertanyaan yang muncul dan kemudian santer terdengar adalah, “Hendak kemana Boeing dan FAA pergi?”
Semoga kedepan hal tersebut tidak terulang kembali.
Seattle 15 November 2019
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.