Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Keberanian Pak Kalla Melebihi Jenderal TNI dan Polisi

Kompas.com - 18/10/2019, 13:40 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Polisi Tirto Karnavian memuji Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dinilainya tegas dan pemberani.

Kata Tito, keberanian Kalla itu sampai membuat TNI dan Polri kebingungan.

Tito menyampaikan hal tersebut saat memberi sambutan dalam acara tradisi pengantar purnatugas Wakil Presiden Jusuf Kalla yang diselenggarakan Polri di Gedung PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).

"Jika ada yang kurang, dengan segala hormat, Bapak (Jusuf Kalla), kurangnya cuma satu saja, Bapak bukan jenderal TNI maupun Polri," kata Tito.

"Tapi saya paham secara personal bahwa keberanian, ketegasan Bapak dalam bersikap melebihi ketegasan dan keberanian jenderal TNI dan Polri. Sosok Bapak yang bukan jenderal TNI-Polri, membuat bingung jenderal TNI-Polri karena Bapak jauh lebih tegas dan berani," lanjut Tito.

Baca juga: Kapolri Sebut Jusuf Kalla Sebagai Living Legend

Bukan tanpa alasan, Tito pun menceritakan ketegasan dan keberanian Jusuf Kalla, salah satunya 
ketika menangani kasus bom Makassar di Mall Ratu Indah dan bom NV Hadji Kalla pada tahun 2002.

Saat itu, Tito dipercaya menangani kasus tersebut dan dia melapor kepada Kapolda Sulawesi Selatan saat itu, Firman Gani tentang pelaku pengeboman tersebut

"Saya sampaikan ke kapolda, 'Pak pelakunya kelompok Muchtar Daeng Lau, sudah ditangkap, tapi di belakang ada satu lagi, namanya Agung Abdul Hamid," kata Tito saat itu.

Firman Gani, kata dia, lalu menyampaikan kepada Tito, sesuai perintah dari Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), polisi harus menangkap pelaku tersebut.

"Perintah dari Pak Jusuf Kalla, Menkokesra saat itu, tangkap dia! Tangkap semua! Sehingga saya lihat, ini di bom kok enggak takut? Ini malah minta habisi. Jadi (Jusuf Kalla) penuh keberanian," kata dia.

Pengalaman lainnya, saat Tito dan Kabareskrim Polri saat ini, Komjen Idham Azis, memimpin operasi konflik Poso tahun 2005-2007.

Baca juga: Terungkap, Tito Karnavian Ternyata Fans Berat Jusuf Kalla

Saat itu, ada 6 korban meninggal dunia. Tito khawatir hal tersebut digiring menjadi isu HAM sehingga dia bersama timnya melapor kepada presiden, komisi III DPR, dan Komnas HAM.

"Ketika Pak Kapolri saat itu, Pak Sutanto, Pak Badrodin Haiti dan saya menghadap Pak Jusuf Kalla, pertanyaan Bapak singkat. Apakah yang meninggal membawa senjata? Kami jawab, ya, kami bisa buktikan mereka bawa senjata, 300 senjata dan 4.000 butir peluru," kata Tito menirukan situasi saat itu.

"Jawaban Bapak juga singkat, 'Kalian sudah benar! Di negara ini, tidak boleh ada yang memegang senjata kecuali TNI/Polri," kata Tito.

Inilah yang membuat Tito tak habis pikir. Ditambah lagi, keesokan harinya, kata dia, Jusuf Kalla datang ke Poso.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com