Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hamid Awaludin

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia.

Islam yang Damai

Kompas.com - 18/10/2019, 13:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Indonesia kita heboh. Indonesia kita diperbincangkan kian kencang di seantero negeri dan luar negeri. Seorang Menteri Kordinator Politik dan Keamanan, jenderal bintang empat, tersungkur dan terluka oleh tusukan belati. Negeri kita pun terasa terluka.

Luka Wiranto membuat para pejabat negeri ini, terutama para menteri, ketakutan luar biasa atas dua serangan sekaligus.

Pertama, serangan fisik dari kelompok intoleran, yang bisa datang kapan saja dan di mana pun.

Kedua, serangan jantung, menunggu pengumuman kabinet setalah Presiden dan Wakil Presiden dilantik. Siapa tahu, nama mereka tidak lagi tercantum sebagai anggota kabinet untuk periode mendatang.

Apa yang terjadi pada diri Wiranto, adalah maklumat jelas bahwa gerakan kelompok intoleran di negeri kita, adalah clear and present danger. Bukan sekedar wacana, apalagi hoaks.

Pemerintah sendiri sudah menyatakan bahwa gerakan ini, sudah menyusup jauh ke dalam struktur pemerintahan, termasuk dalam tubuh militer dan polisi. Berbagi modus dan metode yang mereka pakai untuk menggaet pengikut sebanyak-banyaknya.

Saya sangat percaya itu.

Lalu, saya pun teringat ketika saya menjadi Dubes di Rusia dan Belarusia. Seorang asisten Atase Pertahanan, berpangkat kolonel, bisa tiba-tiba berubah, baik dalam hal cara berpikir, maupun perilaku.

Sang kolonel tiba-tiba mengenakan pakaian Arab (gamis) lengkap dengan sorbannya ke kantor setiap hari Jumat. Ia pun sangat tidak menolerir bila tamu atau orang lain baca khotbah di Kedutaan pada saat sholat Jumat. Semuanya harus melewati diri dan persetujuannya.

Kolonel kita yang satu ini, sangat radikal dalam berceramah. Ia menyalahkan semua orang, kecuali dirinya sendiri. Orang lain seolah tidak memiliki kemungkinan masuk surga, bila tidak mengikuti pola pikir dan tata caranya beribadah.

Melihat perilakunya yang berubah tersebut, saya mencoba menggeledah biang soalnya. Ternyata, ia belajar Islam melalui internet. Dan ajaran Islam yang didapatkannya itu, adalah ajaran Islam yang datang dari sudut pandang radikal, yang tidak bisa toleran dengan keberadaan pendapat dan tatacara ibadah orang Islam lainnya.

Berapa banyak anggota TNI dan Polri yang berjalan seiring dengan Kolonel kita tersebut?

Maka, apa yang dilakukan oleh pimpinan Angkatan Darat kita yang mencopot anggotanya karena isteri mereka dinilai melanggar ketentuan yang ada, dalam kaitan dengan penusukan Wiranto tersebut, patut diacungi jempol. Ini adalah pesan yang jelas bahwa TNI masih tegak dengan prinsip utamanya, tidak menolerir faham radikal yang menegasi orang atau kelompok lain.

Lantas apa yang harus diperbuat?

Memang tidak gampang menjawabnya. Tapi kita bisa memulai dengan cara, semua organisasi kemasyarakatan agama, menyatukan tekad dan ihtiarnya untuk berdakwah kepada umat, membuatkan peta jalan dan cara berpikir bahwa ajaran Islam itu sungguh-sungguh adalah ajaran damai dan penuh kebajikan. Bukan ajaran yang menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan.

Bila aliran intoleran ini menyebarkan dan menyuburkan ajaranannya melalui media dunia maya, para ustaz kita yang tidak sealiran dengan itu, perlu juga melakukan hal yang sama. Ustaz kita harus melek digital.

Umat ini perlu diyakinkan bahwa cara-cara kekerasan adalah cara-cara yang tidak diperkenankan oleh Islam. Membunuh seekor lalat saja dilarang oleh Nabi Muhammad. Apalagi nyawa manusia.

Umat ini perlu disegarkan ulang dan ulang, perbedaan dalam Islam selalu dihargai. Kemajemukan dalam berbagai hal, termasuk dalam hal aqidah, sah adanya. Apalagi dalam konteks serumpun aqidah.

Ketika Nabi Muhammad hendak memasuki kota Mekkah, seusai melakukan hijrah di kota Madinah, seorang sahabat menasehatinya agar ia jangan dulu masuk kota Mekkah sebab masih banyak kaum non-Muslim. Mereka harus dibersihkan dulu sebelum Nabi memasuki kota Mekkah.

Nabi justeru melarang para sahabat mengusir kaum non-Muslim tersebut. Justru Islam harus melindungi mereka, kata Nabi Muhammad. Biarkanlah mereka berada di kota Mekkah, lanjut Nabi Muhammad lagi.

Betapa elok ahlak Nabi Muhammad, yang menjadi panutan semua orang Islam. Betapa damai dan tolerannya Islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Ia mengajarkan dan menyebarkan agama Islam tanpa mengayun kapak kemarahan. Ia berdakwah dengan kesejukan, bukan dengan kemurkaan. Islam adalah Rahmatan Lil Alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Ketika itu, putri saya, Virginia, masih berusia sekitar 12 tahun. Ia diundang oleh temannya untuk ikut pengajian. Ustaz yang menjadi pembiacara di acara itu, berpidato memaksakan kehendak dan menyalahkan orang lain. Sang ustaz mengklaim kebenaran sebagai miliknya semata, dan menutup pintu kebenaran orang lain.

Merasa bertentangan dengan pengetahuan dan praktek keagamaan yang dijalankannya sejak kecil, Virginia mungil langsung mengangkat tangan, ingin bicara. Ia memprotes Pak Ustaz yang tidak memberi jalan orang lain untuk benar dan masuk surga. Virginia juga protes metode Pak Ustaz yang meledak dan penuh intimidasi.

Islam adalah agama yang mengutamakan kedamaian. Bukan permusuhan. Bukan menyebarkan kebencian. Tidak mengumbar angkara murka.

Lebih lanjut, Virginia menegaskan, orang Islam itu wajib sholat lima kali sehari semalam. Artinya, orang Islam yang benar, minimal 10 kali mengucapkan salam damai dalam 24 jam. Tiap sholat, wajib hukumnya mengucapkan sekali salam ke kiri dan sekali ke kanan di ahir sholat. Dua kali lima, ya sepuluh kali, kata Virginia.

Bila Virginia yang masih belia itu protes mengenai pemahaman dan prinsip Pak Ustaz yang menceramahinya, tentu banyak Virginia lain memiliki prinsip yang sama dengan dirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com