Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Aksi Mahasiswa Disambut Positif, tetapi Tak Setuju Pelajar Ikut-ikutan

Kompas.com - 02/10/2019, 05:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) melakukan survei terkait pandangan masyarakat atas aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR/RI dan beberapa titik di Indonesia.

Survei juga menyebutkan bagaimana pandangan masyarakat mengenai aksi siswa Sekolah Teknik Menengah (STM) yang dilakukan sehari setelahnya.

Dari 1.194 responden, lembaga tersebut berkomunikasi dengan 469 responden.

"Kami mewawancarai responden tentang beberapa isu terakhir yang terjadi di Ibu Kota seperti aksi mahasiswa dan aksi anak STM," ujar Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo dalam keterangan tertulis, Selasa (1/10/2019).

Hasilnya, 77 persen responden menyatakan setuju terhadap aksi mahasiswa di depan gedung DPR RI.

Baca juga: Mahasiswa: Kami Tak Pernah Ajak Pelajar Ikut Demo

Sementara sebanyak 12,3 persen responden tidak setuju dan 10,7 persen menjawab ragu-ragu.

Namun, ada respon berbeda dengan aksi yang dilakukan siswa STM.

Responden yang tidak setuju dengan aksi itu lebih banyak daripada yang setuju.

Sebanyak 27,1 persen responden menjawab setuju, sementara 54,1 persen menjawab tidak setuju. Sisanya, 27,1 persen ragu-ragu apakah setuju atau tidak dengan aksi itu.

Survei KedaiKOPI tersebut dilaksanakan pada 28-29 September 2019. Adapun margin of error-nya kurang lebih 4,53 persen.

Diberitakan sebelumnya, ribuan mahasiswa dari sejumlah universitas berbagai daerah melakukan aksi demo di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Universitas Halu Oleo Tuntut Pengusutan Kematian 2 Mahasiswa secara Transparan

Poin tuntutan itu di antaranya meminta pemerintah membatalkan UU KPK versi revisi yang baru disahkan DPR.

Aksi diwarnai ricuh karena bentrokan dengan aparat. Semprotan water cannon dan gas air mata tak terelakkan.

Esok harinya, giliran siswa STM yang melakukan aksi. Namun, tampaknya tujuan mereka tak seperti mahasiswa untuk menolak UU KPK maupun RUU KUHP.

Sebab, belum sampai di Gedung DPR para pelajar ini sudah melempar batu, petasan, hingga bom molotov ke arah polisi.

Polisi akhirnya menembakkan gas air mata dan terjadi saling lempar batu dengan massa.

Bentrokan massa dan polisi juga terjadi hingga malam hari.

Aksi dalam dua hari tersebut menimbulkan korban luka, baik dari demonstran maupun polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com