Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tambah Personel Amankan Pendatang di Wamena

Kompas.com - 24/09/2019, 16:26 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, aparat kepolisian fokus mengamankan warga Wamena yang berasal dari luar Papua setelah kerusuhan pecah, Senin (23/9/2019) kemarin.

Demi pengamanan tersebut, penebalan persolen dilakukan di sejumlah titik pengungsian di Wamena.

"Tadi pagi, kami tambah pasukan lagi. Saya tidak perlu sebutkan berapa, tapi yang penting kami perkuat pengamanan di sana karena masih banyak pendatang," ujar Tito dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

"Mereka mengungsi di kantor Kodim, di Kantor Polres, di kantor aparat-aparat kemanan yang ada di sana. Sehingga kami berusaha dulu menjamin keamanan dengan mempertebal pasukan yang ada di sana," lanjut dia.

Baca juga: Kapolri Sebut Kerusuhan di Wamena Didesain untuk Tarik Perhatian PBB

Seiring dengan itu, personel kepolisian juga melakukan perawatan terhadap warga sipil yang jadi korban luka dalam kerusuhan itu. Ada beberapa korban yang mesti dirujuk ke Jayapura demi mendapatkan fasilitas kesehatan.

Polisi sekaligus menjamin korban meninggal dunia akan diurus oleh Polri bersama-sama dengan TNI dan pemerintah daerah setempat.

"Sambil, tim investigasi menginvestigasi peristiwanya. Investigasi dilakukan secepat mungkin kita akan lakukan langkah-langkah rekonsilisasi dan perbaikan rehabilitasi maupun rekonstruksi," lanjut dia.

Baca juga: Kapolri Akui Rusuh Wamena Disulut Salah Paham, Keras Jadi Kera

Hingga Selasa sore, situasi di Wamena cenderung terkendali dan kondusif. Meski demikian, aparat kepolisian masih terus melakukan patroli.

Dalam kerusuhan itu sendiri, 27 orang dilaporkan meninggal dunia. Kapolri Tito menyebut, 22 di antaranya adalah masyarakat Papua pendatang. Sementara sisanya adalah masyarakat asli Papua. 

 

Kompas TV Korban tewas kerusuhan di Wamena, Papua bertambah jadi 21 orang. Korban terus bertambah karena proses evakuasi pada bangunan yang dirusak dan dibakar tengah berjalan. Kabid Humas Polda Papua Kombes AM. Kamal konfirmasi bila ditemukan beberapa jenazah yang diduga korban kerusuhan. "Pagi ini sudah ditemukan 4 jenazah di antara puing-puing bangunan yang terbakar.Jadi total 21 tewas," ujarnya kepada Kompas.com di Jayapura, Selasa (24/9/2019). Selasa (24/9) pagi, aparat TNI-polri mulai evakuasi korban. Aksi unjuk rasa siswa di Wamena, Papua, berujung rusuh, Senin (23/9/19). Kontributor Kompas.com di Wamena, John Roy Purba, melaporkan, demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat. Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena. Hal itu membuat siswa marah hingga kemudian kabar itu meluas dan memicu aksi unjuk rasa pelajar di Kota Wamena. #RicuhdiWamena #Wamena #DemoPapua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com