Demi pengamanan tersebut, penebalan persolen dilakukan di sejumlah titik pengungsian di Wamena.
"Tadi pagi, kami tambah pasukan lagi. Saya tidak perlu sebutkan berapa, tapi yang penting kami perkuat pengamanan di sana karena masih banyak pendatang," ujar Tito dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
"Mereka mengungsi di kantor Kodim, di Kantor Polres, di kantor aparat-aparat kemanan yang ada di sana. Sehingga kami berusaha dulu menjamin keamanan dengan mempertebal pasukan yang ada di sana," lanjut dia.
Seiring dengan itu, personel kepolisian juga melakukan perawatan terhadap warga sipil yang jadi korban luka dalam kerusuhan itu. Ada beberapa korban yang mesti dirujuk ke Jayapura demi mendapatkan fasilitas kesehatan.
Polisi sekaligus menjamin korban meninggal dunia akan diurus oleh Polri bersama-sama dengan TNI dan pemerintah daerah setempat.
"Sambil, tim investigasi menginvestigasi peristiwanya. Investigasi dilakukan secepat mungkin kita akan lakukan langkah-langkah rekonsilisasi dan perbaikan rehabilitasi maupun rekonstruksi," lanjut dia.
Hingga Selasa sore, situasi di Wamena cenderung terkendali dan kondusif. Meski demikian, aparat kepolisian masih terus melakukan patroli.
Dalam kerusuhan itu sendiri, 27 orang dilaporkan meninggal dunia. Kapolri Tito menyebut, 22 di antaranya adalah masyarakat Papua pendatang. Sementara sisanya adalah masyarakat asli Papua.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/24/16262031/polisi-tambah-personel-amankan-pendatang-di-wamena