Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Lingkungan Long March Minta Pemerintah Tangani Karhutla dan Perubahan Iklim

Kompas.com - 20/09/2019, 15:47 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah aktivis peduli lingkungan hidup menggelar aksi massa dengan mengusung tema "Jeda untuk Iklim" di taman aspirasi depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (20/9/2019).

Mereka antara lain aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Greenpeace Indonesia, Amnesty International, dan 350.org, organisasi internasional lingkungan yang menangani krisis iklim.

Long march dimulai dari depan Balai Kota DKI Jakarta hingga ke taman aspirasi Monas.

Baca juga: Efek Karhutla Makin Meluas, Ini Pesan Aktivis Lingkungan Asal Perancis

Mereka meminta pemerintah Indonesia melakukan aksi konkret dalam menyelesaikan sengkarut masalah lingkungan hidup, seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kini terjadi di Riau dan Kalimantan.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk para korban kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sumbangkan sedikit rezeki Anda untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama untuk pembelian masker dan kebutuhan lainnya yang perlu. Klik di sini untuk donasi.

Perwakilan dari Walhi, Malik Diazin, menyatakan, aksi ini merespons dampak perubahan iklim global yang berdampak ke Indonesia.

Salah satu yang menjadi soal adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang di Riau dan Kalimantan yang menyebabkan masyarakat mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Karhutla mencekik jutaan jiwa," ujar Malik.

Baca juga: Viral Ular Berkaki di Karhutla Riau, Ahli Tegaskan Itu Bukan Kaki

Walhi, lanjutnya, meminta agar pemerintah Indonesia tidak memberikan impunitas atau kebal hukum perusahaan yang menjadi pelaku terjadinya karhutla.

"Korporasi enggan bertanggung jawab akan pelanggaran hukumnya karena mereka mencontoh pemerintah Indonesia yang melakukan PK terkait karhtula di Kalimantan Tahun 2015," ujar Malik.

Menurutnya, tidak ada upaya serius dari pemerintah dalam mencegah dan menangani karhutla yang kini kian mengkhawatirkan terjadi di sejumlah wilayah Riau dan Kalimantan.

Maka dari itu, ia menambahkan, negara perlu komitmen dalam kemauan politik untuk menangani dan menegakkan hukum kasus karhutla.

Baca juga: Kisah Desa Sebangau Mulya 3 Tahun Cegah Karhutla dengan Dana Desa

Adapun terkait dengan karhutla, merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (20/9) pukul 09.00 WIB, total luas lahan yang terbakar sepanjang Januari-Agustus sebanyak 328.724 hektar dengan 5.086 titik panas.

Kalimantan tengah menjadi wilayah yang paling banyak memiliki titik api sebanyak 1.443 titik panas.

Kemudian diikuti Kalimantan Barat (1.384); Jambi (695); Sumatera Selatan (532); Riau (187); dan Kalimantan Selatan (169).

Kompas TV Operasi teknologi modifikasi cuaca menggunakan semai garam yang dilakukan oleh Satgas Udara karhutla dari TNI Angkatan Udara dan BPPT membuahkan hasil. Hujan akhirnya turun di dua desa di Provinsi Riau. Proses semai yang dilakukan pada Rabu 18 September lalu menggunakan Pesawat C130 Hercules TNI AU, berhasil membuat hujan turun di Kelurahan Batu Teritip, Dumai, dan di Kelurahan Teluk Bitung, Kecamatan Merbau, Kabupaten Meranti, Riau, pada Kamis (19/9) sore.<br /> Teknologi modifikasi cuaca menggunakan semai, akan terus dilakukan, tim satgas udara karhutla untuk mendorong terjadinya hujan buatan dan memadamkan kebakaran lahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com