Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyaluran Bansos Berbasis NIK, Mendagri dan Mensos Harap Kian Tepat Sasaran

Kompas.com - 22/08/2019, 18:04 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo berharap penyaluran dana bantuan sosial (Bansos) bisa lebih tepat sasaran dengan berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK).

"Selama ini oleh Kemensos sudah tepat sasaran. Tetapi masih ada daerah-daerah tingkat dua yang tidak cepat mengupdate, maka disepakati harus menggunakan NIK, yang dulu Kemensos menggunakan data BPS, tapi Kemensos untuk menentukan rumah tangga yang berhak menerima bantuan sosial itu udah variabelnya lengkap, sudah detail," kata Tjahjo di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Baca juga: Kejati Papua: Rp 60 Miliar Dana Bansos dan Hibah di Keerom Belum Dipertanggungjawabkan

Menurut Tjahjo, dengan berbasis NIK, basis data penerima Bansos yang dimiliki Kemensos juga semakin valid. Oleh karena itu, kata dia, Kemendagri dan Kemensos membangun kesepakatan NIK bisa dimanfaatkan untuk urusan penyaluran dana Bansos.

"Karena sudah sering bicara dengan Pak Mensos, segera kita follow up ini sehingga bantuan-bantuan yang sudah dianggarkan oleh pemerintah atas saran KPK bisa tepat sasaran. Kami siap berdua," kata Tjahjo.

Hal senada juga disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita. Pada dasarnya, kata Agus, Kemensos sudah memiliki data terpadu kesejahteraan sosial.

Data itu mencakup status sosial ekonomi rumah tangga 40 persen terendah yang terdiri dari data demografi, pendidikan, kesehatan, perumahan, kepemilikan aset, dan kepesertaan program bansos dan atau subsidi.

Baca juga: Buwas Rela Hengkang Kalau Mensos Serap 100 Persen Program Bansos

"Data itu dikelola Kemensos. Untuk agar supaya semua program Bansos yang ada di Kemensos bisa efektif, tepat sasaran, maka memang data terpadu basisnya harus NIK. Maka ada koordinasi kerja sama untuk memadankan nama-nama 40 persen itu yang ada di data kami," katanya.

Agus menyatakan dengan berbasis NIK, dana Bansos yang disalurkan diharapkan semakin terhindar dari potensi penyelewengan.

"Kita mempunyai data tepat, pemeringkatan dari keluarga itu kita punya 37 variabel. Dengan adanya pemeringkatan, NIK, maka hal penyelewengan di lapangan akan sulit. Dan bantuan sosial Kemensos itu juga transfer. Dana langsung ditransfer ke penerima manfaat. Dengan proses itu saya yakin penyelewengan akan semakin sulit," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com