Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Catatan Bawaslu untuk KPU Jelang Pilkada 2020

Kompas.com - 07/08/2019, 11:55 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memberikan sejumlah catatan untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait persiapan pelaksanaan Pilkada 2020.

Catatan tersebut mulai dari pemutakhiran Daftar Pemilih Tetap (DPT) hingga logistik.

Dalam hal pemutakhiran DPT, Bawaslu meminta supaya KPU menyusun daftar terbaru bersumber dari data Pemilu 2019 dan daftar pemilih potensial pilkada yang bersumber dari Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

"Pemutakhiran data pemilih dapat menggunakan data terbaru dari Pemilu 2019 dan disesuaikan dengan daftar pemilih potensial pilkada," kata Anggota Bawasly Fritz Edward Siregar melalui keterangan tertulis, Rabu (7/8/2019).

Baca juga: Ini Gagasan KPU untuk Percepat Rekapitulasi Suara Pilkada 2020

Bawaslu juga meminta KPU segera menyiapkan logistik Pilkada 2020.

KPU diingatkan untuk menakar kebutuhan dan mengawasi logistik di masing-masing daerah pemilihan, supaya tidak terjadi kesalahan dalam pendistribusian.

Di samping itu, KPU juga diminta memperhatikan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang menjadi cikal bakal pendanaan pilkada di tiap-tiap daerah.

Pencairan dana dari NPHD harus dipastikan tepat waktu supaya tidak ada kendala dalam pelaksanaan Pilkada 2020.

"Pengalaman dari pilkada sebelumnya, terdapat penundaan pelaksanaan pilkada di beberapa daerah sebagai akibat terhalang dalam pencairan NPHD," ujar Fritz.

Baca juga: Komisi II DPR Dukung Eks Koruptor Dilarang Ikut Pilkada 2020, Tapi...

Bawaslu meminta KPU memperhatikan hal-hal yang menjadi catatan pihaknya. Bawaslu juga berharap, Pilkada 2020 berlangsung baik dengan partisipasi pemilih yang tinggi.

"Patokan secara nasional adalah partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019 yakni 81 persen secara nasional," kata Fritz.

Tahapan Pilkada akan dimulai pada September 2020.

Direncanakan, pemungutan suara Pilkada akan digelar 23 September 2020 di 270 wilayah di Indonesia. 270 wilayah ini meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com