Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Sebut Pemadaman Listrik Massal Rugikan Hak Publik

Kompas.com - 05/08/2019, 17:23 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam menyebut peristiwa mati listrik massal yang terjadi di sejumlah daerah telah melanggar hak publik.

Choirul mengatakan, peristiwa tersebut melanggar hak masyarakat karena listrik merupakan sumber energi yang vital.

Choirul menyebut, warga telah dirugikan dari segi pelayanan publik serta hak dalam merasa aman.

"Dalam konteks hak asasi manusia, ini hak publik tidak hanya soal keterbutuhan pelayanan tapi rasa aman," kata Choirul di Gedung Merah-Putih KPK, Senin (5/8/2019).

Baca juga: Google Tandai Pemadaman Listrik di Jawa sebagai Kejadian Darurat

Choirul mengatakan, Komnas HAM menyayangkan peristiwa tersebut. Ia pun menyoroti tidak adanya rencana pencegahan darurat yang dimiliki oleh PT PLN.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2019)KOMPAS.com/Ryana Aryadita Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2019)

Menurut Choirul, hal itu dapat menunjukkan adanya masalah tata kelola dalam tubuh PLN.

"Bahwa dikatakan secara teknis ada kerusakan macam-macam, semua barang yg dibikin secara teknis itu punya masa keruskaan. Kenapa kok ngga ada emergency yang jelas sejak awal? Kalau ada kan, planning untuk pencegahan bisa, nah itu tidak terjadi sehingga matilah kayak kemarin," kata Choirul.

Baca juga: Antisipasi Pemadaman Listrik Bergilir, Telkomsel Siagakan Genset BTS

Ia menegaskan, PLN wajib menjelaskan penyebab masalah tersebut dan memberi ganti rugi kepada publik serta menyiapkan langkah-langkah pencegahan supaya masalah serupa tak terulang lagi.

"Kalau memang ini ada kelalaian, diusut sampai tindakan hukum tidak hanya sanksi administratif," ujar Choirul menambahkan.

Sebelumnya, Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat serta Jawa Tengah mengalami mati listrik lebih dari enam jam.

Baca juga: Banyak Toko Tutup Dampak Pemadaman Listrik, Alfamart: Harusnya PLN Kasih Peringatan

Bahkan, hingga Senin pagi ini, masih ada sejumlah wilayah yang belum teraliri listrik secara normal.

Plt Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten Cahyani, juga pada Minggu sore, menjelaskan, pemadaman listrik ini terjadi akibat gangguan pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang berkapasitas 500 KV.

Gangguan itu menyebabkan gagal transfer energi dari timur ke barat sehingga terjadi gangguan ke seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Pulau Jawa.

Kompas TV Saat pemadaman listrik di Mangga Dua Selatan Jakarta Pusat 17 rumah terbakar, sementara puluhan rumah di pemukiman Menteng Atas, Setia Budi Jakarta Selatan juga terbakar akibat dari api lilin. Kebakaran menghanguskan 17 rumah di jalan Melawam Dalam, Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat Minggu malam. Diduga api berasal dari lilin yang dinyalakan saat pemadaman listrik terjadi. #PLN #MatiListrik #ListrikPadam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com