Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelakar Jusuf Kalla yang Selalu Menang Pilpres Saat Tak Diusung Golkar

Kompas.com - 01/08/2019, 07:47 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden sekaligus mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, berkelakar bahwa dirinya selalu memenangi pemilihan presiden atau pilpres tanpa dukungan partai berlambang beringin itu.

Kalla berseloroh, saat didukung partainya sendiri, ia justru kalah pada Pilpres 2009.

Kelakar itu disampaikan Jusuf Kalla saat menutup Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) ormas pendiri Partai Golkar, Kosgoro 1957, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu (31/7/2019).

"Saya agak ada kekhususan. Saya wapres pertama (maju) tanpa partai (pada 2004). Begitu ikut kedua kalinya untuk presiden, didukung Golkar kalah (pada 2009)," kata Kalla seraya berseloroh, lantas disambut tawa para peserta Muspinas Kosgoro 1957.

"Maju lagi jadi wapres (pada 2014), tanpa partai lagi, menang lagi," tuturnya.

Baca juga: Jusuf Kalla Minta yang Kecewa di Golkar Tak Bentuk Partai Baru

Jusuf Kalla terpilih sebagai wakil presiden pada Pilpres 2004 saat berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika itu, Partai Golkar mendukung pasangan Wiranto dan Salahuddin Wahid.

Kemudian, pada Pilpres 2009, Jusuf Kalla maju sebagai calon presiden dari Partai Golkar.

Akan tetapi, Kalla yang saat itu berpasangan dengan Wiranto kalah dari pasangan SBY-Boediono.

Pada Pilpres 2014 Jusuf Kalla kembali terpilih sebagai wakil presiden ketika menjadi pendamping Joko Widodo.

Partai Golkar saat itu memang tidak mendukung pasangan Jokowi-JK. Ketika itu, partai beringin ini memilih untuk beri dukungan kepada Prabowo-Hatta Rajasa.

Baca juga: Dihadiri JK Saat Diusung Maju di Munas Golkar, Ini Kata Airlangga

Kalla mengenang kekalahan tersebut sebagai kenangan yang indah. Ia pun teringat masa-masa saat masih memimpin Partai Golkar di periode 2004-2009.

Ia berpesan kepada seluruh kader Partai Golkar agar menjalankan roda partai secara demokratis.

Dengan kepemimpinan yang demokratis, Kalla meyakini partai tak akan pecah meskipun konflik melanda.

Kalla meyakini melalui sistem yang demokratis keputusan apa pun yang berkaitan untuk menyelesaikan konflik akan dipatuhi.

Sebab, keputusan diambil dengan melibatkan seluruh elemen partai mulai dari pusat hingga daerah.

"Apabila suatu partai atau orang ingin capai tujuannya dengan cara demokratis maka partai dan orang harus demokratis, dengan unsur cara mencapai (tujuan) yang demokratis," ujar Kalla.

"Kalau Golkar tidak mempunyai sistem yang demokratis untuk mencapai tujuannya tentu sulit mencapai tujuan. Cara (harus) demokratis pula," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com