Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla Minta yang Kecewa di Golkar Tak Bentuk Partai Baru

Kompas.com - 01/08/2019, 07:11 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden sekaligus mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla meminta kader Golkar yang kecewa tak membentuk partai baru.

Sebab, sudah ada tiga partai di DPR yang dibentuk oleh mantan kader Golkar yakni Partai Gerindra besutan Prabowo Subianto, Partai Hanura besutan Wiranto, dan Partai Nasdem besutan Surya Paloh.

Baca juga: Dihadiri JK Saat Diusung Maju di Munas Golkar, Ini Kata Airlangga

Hal itu disampaikan Kalla saat menutup Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) ormas pendiri Golkar, Kosgoro 1957, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu (31/7/2019).

"Benar apa yang disampaikan Airlangga (Hartarto) tadi bahwa kita harus mengakhiri kebiasaan lama. Kalau tak puas di Golkar maka bikin partai lain di luar Golkar. Kalau semua partai digabung jadi satu saya kira Golkar akan mencapai 40 (persen) suara," ujar Kalla.

Ia meminta setiap permasalahan di internal Golkar diselesaikan secara kekeluargaan dan demokratis sehingga tak perlu memecah partai dengan membuat yang baru. Dengan demikian konflik bisa diselesaikan tanpa harus ada kader yang membentuk partai baru.

Baca juga: Diusung Kosgoro Maju Ketum Golkar, Airlangga Sebut Dukungan Terus Mengalir

Kalla mengatakan masyarakat Indonesia memiliki harapan besar kepada partai nasionalis yang berdiri di atas semua golongan seperti Golkar. Hal tersebut, menurut Kalla, menjadi modal utama untuk Golkar.

Karena itu ia berpesan agar setiap pengambilan keputusan di Golkar melibatkan seluruh elemen partai mulai dari jajaran pusat hingga daerah.

Baca juga: Kosgoro 1957 Dukung Airlangga Hartarto dalam Munas Golkar

"Sebenarnya kekuatan atau kecintaan orang pada suatu partai nasionalis yang mempunyai jalan tengah yang baik, atau mempunyai suatu sistem politik yang baik, tetap menjadi harapan," ujar Kalla.

"Hanya dengan cara demokratis, orang tak akan pecah, orang akan puas untuk tidak menang-menangan apabila demokrasi suatu partai demokratis. Intinya adalah bagaimana kelola partai dengan demokratis," lanjut dia.

Kompas TV Bursa calon Ketua Umum Partai Golkar memanas. Ada sejumlah calon ketua umum yang maju menantang Ketua Umum Golkar saat ini, Airlangga Hartarto. Mereka mendeklarasikan diri di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (18/7). Adapun ketiga orang yang hadir dan mendeklarasikan diri maju, yakni Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua Satker Ulama Partai GolkarAli Yahya, dan anggota DPR bernama Marlida Erwati. Laporan dari Jurnalis KompasTV, Vidi Batolone, ketiga caketum telah menyampaikan pidato dan visi-misi mengenai apa saja yang akan dilakukan jika terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Menurut rencana, pemilihan Ketua Umum Partai Golkar bakal dilaksanakan pada saat musyawarah nasional Partai Golkar pada Desember 2019. Meski demikian, dalam deklarasi oleh bakal calon ketua umum Partai Golkar menyebut bahwa mereka berharapmusyawarah nasional berlangsung lebih cepat, yaitu #CaketumGolkar #PartaiGolkar #KetumGolkar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com