Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNN: Indonesia Tidak Pernah Gunakan Ganja untuk Medis

Kompas.com - 31/07/2019, 19:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia tidak pernah menggunakan ganja sebagai salah satu bahan obat jenis apapun. Demikian diungkapkan Kepala Pusat Laboratorium Narkotika Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen (Pol) Mufti Djusnir.

"Karena kami sudah memasukan ganja ke dalam narkotika golongan I dalam UU Nomor 35 tahun 2009. Kalau golongan I itu, kami tidak sepakat digunakan untuk keperluan medis," kata Mufti, sebagaimana dikutip Antara, Rabu (31/7/2019).

Baca juga: Tanggapi Kasus Mahasiswa Jual Ganja, BNNP DKI Minta Kampus Aktif Berantas Narkoba

Selain itu, tidak pernah ada peraturan yang melegalkan penggunaan ganja untuk keperluan medis apapun bahkan sebelum pengesahan UU Narkotika pada 2009.

Penggunaan ganja di Tanah Air, sesuai UU 35/2019, hanya untuk keperluan penelitian lembaga yang berwenang.

Mufti melanjutkan, narkotika golongan tersebut mempunyai dampak ketergantungan yang sangat tinggi apabila dikonsumsi manusia.

"Penyelewengannya jauh lebih buruk ketimbang manfaatnya. Banyak (pihak) yang menggunakan ganja ini untuk tujuan penyalahgunaan ketimbang medis," ujar dia.

Lantas, bagaimana penggunaan ganja sebagai medis di luar negeri?

Baca juga: Ganja dan 80 Butir Amunisi yang Disita Diduga untuk Kelompok Separatis di Nduga

Ahli medis dari University of Pennsylvania Perelman School of Medicine Marcel Bonn-Miller mengungkapkan, pengobatan menggunakan ganja di beberapa negara kawasan Eropa dan Amerika Serikat biasanya terbatas pada ganja dalam bentuk tanaman atau zat kimia di dalamnya, yakni Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD).

Sejumlah masalah kesehatan yang biasanya ditangani lewat mengonsumsi ganja, antara lain penyakit Alzheimer, kanker, anoreksia, glukoma, gangguan kejiwaan seperti skizofrenia dan PTSD, multiple sclerosis (MS) dan nyeri.

"Tetapi, belum ada bukti ganja bisa membantu kondisi-kondisi tersebut," tutur Bonn-Miller. 

 

Kompas TV Satuan narkoba Polres Jayawijaya, Papua, menyita 80 butir amunisi dan tujuh paket ganja. Puluhan amunisi dan paket ganja ini disita dari salah satu gudang kargo barang di bandar udara wamena di apron dua, Jalan Gatot Subroto, Wamena. Puluhan amunisi dan paket ganja ini dikirim dari Jayapura tujuan Wamena dengan dimasukan ke dalam paket alat musik. Sementara 7 paket ganja di masukkan kedalam sebuah karung besar. Diduga, puluhan amunisi dan ganja ini akan dikirim kepada kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya di Nduga. Sementara ganja tersebut diduga akan dijual untuk keperluan dana. #EgianusKogoya #Nduga #KriminalBersenjata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com