Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Polusi, Jakarta Pertimbangkan Buat Hujan Buatan

Kompas.com - 03/07/2019, 15:16 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain meminta seluruh warga Jakarta agar menggunakan transportasi umum, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempertimbangkan opsi menciptakan hujan buatan untuk mengurangi polusi udara.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, opsi ini sedang dibahas untuk digunakan selama tiga bulan ke depan saat musim kering di Jakarta.

"Sebetulnya BPPT sudah menawarkan melakukan modifikasi cuaca. Kan ada di twitter di Kepala BPPT untuk modifikasi cuaca bisa berarti hujan buatan. Itu termasuk opsi tapi Pemda DKI tidak punya keahlian dan resource tentang itu," kata Andono di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Juli 2019.

Andono menyebut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menawarkan kepada pemerintah DKI untuk dilakukan modifikasi cuaca dengan hujan buatan.

 Baca juga: Polusi Udara Jakarta Semakin Buruk Saat Musim Kering, Mengapa ?

Sementara itu, Kepala BPPT RI Hammam Riza melalui akun Instagram-nya menyampaikan ada tiga skenario hujan buatan, yakni penyemaian awan, penghilangan lapisan inversi, dan penyemprotan air baik dengan pesawat atau dari darat.

"Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT berkoordinasi dengan pemerintah DKI Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), TNI Angkutan Udara, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia untuk menciptakan kondisi udara Jakarta membaik," ujarnya.

Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta memperkirakan udara Jakarta akan semakin memburuk dalam tiga bulan ke depan. Dalam tiga bulan tersebut Jakarta akan masuk dalam periode el nino.

 Baca juga: Polusi Udara di Jakarta Memburuk, Kata Anies Yuk, Naik Transportasi Umum

"Tiga bulan ke depan akan panas terus enggak ada hujan. Dari BMKG kalau panas kayak begini jadi partikel-partikel yang dihasilkan aktivitas di kota ini akhirnya akan udah nutup membentuk lapisan di atmosfer," ucap Andono.

Adanya lapisan tersebut, lanjutnya, membuat pencemaran yang terjadi akan tetap bertahan di atmosfer karena tidak adanya air hujan.

Sebenarnya polusi yang dihasilkan di Jakarta sama ketika musim kemarau maupun musim hujan.

Namun ketika musim hujan lapisan atmosfer yang berasal dari partikel penyebab polusi bisa dibersihkan atau dicuci oleh air hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com