Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasuki Kemarau, BMKG Prediksi Kualitas Udara Jakarta Bisa Tambah Buruk

Kompas.com - 28/06/2019, 20:44 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puncak musim kemarau diperkirakan akan jatuh pada Agustus 2019. BMKG memprediksi, minimnya curah hujan selama musim kemarau berpotensi untuk membuat kualitas udara di Jakarta semakin buruk.

Kepala Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan mengatakan, pengaruh musim menjadi salah satu faktor yang paling berperan dalam mempengaruhi kualitas udara suatu wilayah.

Selain musim, faktor-faktor lain seperti polusi udara dan pembangunan juga bisa mempengaruhi kualitas udara.

“Besar pengaruhnya, jadi kondisi udara yang kering itu tadi disebutkan ya (dipengaruhi pembangunan ya, terus ada angin karena musim kemarau. Jadi sumbernya kemarau, sebagian dari kendaraan juga sumber polusi udara,” kata Dodo di kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (28/6/2019).

Baca juga: BMKG: Puncak Musim Kemarau Terjadi pada Bulan Agustus

Dodo menjelaskan, musim kemarau yang minim curah hujan selain membuat suhu udara menjadi panas juga membuat polusi terperangkap dan terkumpul di atmosfer.

“Jadi saat-saat seperti kemarin terpantau tinggi itu di dalam konteks hidrometeorologi itu ada inversi namanya, inversi itu semacam udara terperangkap, tidak bisa terus naik ketinggian karena kondisi di bawahnya lebih panas dibandingkan dengan yang di atasnya, namanya inversi,” kata Dodo.

“Harusnya kan makin tinggi makin menurun, nah untuk satu waktu tertentu terjadi seperti itu, makannya itu yang terpantau,” imbuhnya.

Baca juga: Puncak Kemarau Agustus, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan NTT Potensi Karhutla

Menurut Dodo, pada puncak musim kemarau nanti, suhu udara akan semakin tinggi pula. Hal ini memungkinkan untuk membuat kualitas udara semakin buruk.

“Makin puncak musim kemarau makin tinggi, dia juga sewaktu waktu akan seperti itu, sehingga nanti dalam kondisi kemarau tuh selaku bertambah juga,“ ujarnya.

Kualitas udara di Jakarta, lanjutnya, akan semakin baik apabila hujan turun. Air hujan akan ‘mencuci’ polusi-polusi yang terakumulasi di atmosfer.

“Nah itu kalau nanti misalnya sudah musim hujan itu akan tercuci polutan-polutan itu,” pungkasnya.

Kompas TV Warga yang sedari pagi mengantre untuk mendapatkan air bersih langsung menyerbu mobil tangki pembawa air. Kondisi ini lantaran warga di Desa Kadawung, Subang, Jawa Barat sudah mengalami kekeringan sejak 1 bulan terakhir dan kini mengalami krisis air bersih. Sumur warga mengering kondisi tanah permukiman warga juga tidak lagi menyimpan air. Warga yang sedari pagi mengantre untuk mendapatkan air bersih langsung menyerbu mobil tangki pembawa air. Kondisi ini lantaran warga di Desa Kadawung, Subang, Jawa Barat sudah mengalami kekeringan sejak 1 bulan terakhir dan kini mengalami krisis air bersih. Sumur warga mengering kondisi tanah permukiman warga juga tidak lagi menyimpan air. #MusimKemarau #AirBersih #Subang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com