JAKARTA, KOMPAS.com - Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkap, meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tidak hanya disebabkan karena sakit, tetapi juga karena faktor psikologis.
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa tuntutan dan keterlibatan petugas KPPS sangat tinggi sehingga menyebabkan kelelahan yang berujung pada sakit atau bahkan kematian.
Baca juga: UGM Sarankan KPU Tak Rekrut KPPS yang Punya Riwayat Sakit Kambuhan
"Mereka merasakan, menilai, tuntutan untuk mengerjakan tugas sebagai petugas pemilu di lapangan berat, tinggi," kata Peneliti Fakultas Psikologi UGM Faturcohman di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019).
"Tuntutannya tinggi, keterlibatannya tinggi, sehingga secara psikologis juga muncul kelelahan di atas rata-rata," ujar Faturochman.
Baca juga: Penelitian UGM Ungkap Penyebab Kematian Petugas KPPS Bukan Diracun
Untuk diketahui, penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti UGM lintas fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), dan Fakultas Psikologi.
Penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dari 11.781 TPS yang tersebar di seluruh DIY, tim peneliti melakukan penelitian di 400 TPS.
Adapun dari sekitar 400 petugas KPPS yang meninggal, 12 di antaranya berasal dari DIY.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.