Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Kematian Korban Kerusuhan 22 Mei Belum Gamblang Dijelaskan Polri

Kompas.com - 12/06/2019, 13:58 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai kepolisian belum mengungkapkan penyebab kematian sembilan orang terkait kerusuhan 21-22 Mei yang terjadi di Jakarta.

Polisi dinilai memberikan porsi lebih untuk menjelaskan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat negara dan satu pemimpin lembaga survei.

"Apa yang dilakukan kepolisian mengungkap kematian sembilan orang tersebut belum secara gamblang dijelaskan. Belum ada penjelasan secara rinci dari kepolisian, padahal itu ditunggu masyarakat," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam kepada Kompas.com, Rabu (12/6/2019).

Baca juga: Polri: 9 Korban Meninggal Dunia Rusuh 21-22 Mei 2019 Kami Duga Perusuh

Masyarakat, lanjut Choirul, menunggu laporan dari kepolisian apa dan bagaimana sembilan orang tersebut meninggal dan siapa saja pelakunya.

Maka dari itu, Komnas HAM meminta kepolisian melakukan investigasi yang menyeluruh, yang belum nampak terlihat saat ini.

"Menurut kami, dalam situasi seperti ini, penjelasan terkait pembunuhan terhadap elite negara itu kurang pas. Yang lebih pas ditunggu oleh publik adalah bagaimana tertembaknya sembilan orang tersebut," ungkapnya kemudian.

Baca juga: Amnesty International Kritik Polisi yang Luput Jelaskan soal Korban Jiwa Kerusuhan 22 Mei

 

Hingga saat ini, seperti diungkapkan Choirul, Komnas HAM juga belum mendapatkan kejelasan terkait masalah tersebut.

Kepolisian, tuturnya, mengaku masih memproses dan mengalami kesusahan meletakkan tempat kejadian perkara (TKP) masing-masing orang yang tertembak.

Adapun polisi telah mengungkap dua aktor utama skenario rencana pembunuhan empat tokoh nasional dan satu pemimpin lembaga survei, yakni mantan Kaskostrad Mayjen TNI (Purn) KZ dan HM.

Kompas TV Saat menggelar jumpa pers bersama dengan TNI di kantor Menkopolhukam, Mabes Polri menjabarkan peran yang dimainkan oleh Kivlan Zen terkait dengan kepemilikan senjata api ilegal dan rencana pembunuhan terhadap dua menteri, kepala BIN, staf khusus presiden, serta seorang pimpinan lembaga survei. Oleh polisi,Kivlan diduga berperanmemberikan perintah kepada tersangka, salah satunya HK untuk mencari eksekutor dan membeli senjata api. Kivlan juga berperan menetapkan target pembunuhan. Berdasarkan pengakuan tersangka HK, dirinya diperintah Kivlan untuk mencari eksekutor pembunuhan. Kivlan juga memberi uang Rp 150 juta kepada HK untuk membeli beberapa pucuk senjata. #KivlanZen #Makar #Kerusuhan22Mei
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com