JAKARTA, KOMPAS.com - Kristiani Herrawati sempat menceritakan kisah cintanya dengan sang suami, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam buku biografinya, "Kepak Sayap Putri Prajurit", yang ditulis oleh Alberthiene Endah.
Putri mantan petinggi TNI, Sarwo Edhie Wibowo, itu mengisahkan, kisah cinta keduanya berawal dari pandangan pertama.
Sempat menjalani hubungan jarak jauh, SBY dan Ani Yudhoyono sampai ke jenjang pernikahan hingga akhirnya dikaruniai dua putra, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono.
Kisah cinta keduanya menginspirasi banyak orang. SBY setia mendampingi Ani menjalani perawatan di Singapura hingga mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (1/6/2019).
Baca juga: Kisah Kasih SBY-Ani Yudhoyono: Saat Jantung Berdegup Kencang dan Pipi Merah Tersipu Malu...
Berikut kisah cinta Ani dan SBY, seperti diceritakan dalam buku Kepak Sayap Putri Prajurit...
***
Ani Yudhoyono, perempuan kelahiran Yogyakarta, 6 Juli 1952, mengisahkan, sosok jangkung SBY sebagai taruna muda, pertama kali membekas di hatinya.
Saat itu, pada 1973, Ani masih jadi mahasiswi kedokteran. Di sela libur kuliah, ia bertandang ke Magelang.
Menurut Ani, SBY menemui ayahnya, Sarwo Edhie Wibowo, dalam peresmian balai pusat kegiatan ekstrakurikuler taruna.
Sosok yang dilihatnya sekilas itu muncul lagi di rumah dinas Sarwo Edhie Wibowo. SBY datang untuk bertemu dengan ayah Ani. Di sana, mereka berkenalan untuk pertama kalinya.
"Dia menyebut namanya, Bambang. Aku mengenalkan diri dengan 'Ani'" demikian cerita Ani seperti dikutip dari Antara.
Baca juga: Puisi “Flamboyan” SBY untuk Sang Kekasih, Kristiani Herawati...
Ia menggambarkan SBY tampak tampan, gagah dan berwibawa. Hal ini membuat Ani sempat grogi melihatnya lebih dekat.
Kesan positif tentang SBY mengalir dari ayah Ani. Demikian pula ibunya. Tak hanya tampan, SBY yang waktu itu menjadi Komandan Divisi Korps Taruna juga dianggap cerdas, punya prestasi, dan berjiwa pemimpin.
Benih-benih asmara tumbuh di hati Ani yang jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap SBY.
"Tidak tahu siapa yang lebih dulu suka, yang pasti tidak berapa lama setelah pertemuan di Magelang itu, surat-surat SBY mengalir deras padaku. Dan di antaranya, akhirnya, ia menyatakan cinta," kata Ani.
Baca juga: Kata Jaya Suprana, Kebaikan adalah Salah Satu Warisan yang Ditinggalkan Ani Yudhoyono
"Jeng Ani" adalah panggilan sayang dari SBY. Sebuah panggilan yang menurut Ani terasa mesra dan personal.
Ani dan SBY menjalani hubungan jarak jauh dan saling melepas rindu lewat surat. Ungkapan cinta dituangkan lewat kata-kata simbolik penuh makna: puisi.
Ada satu puisi yang paling berkesan, judulnya "Flamboyan".
SBY menulis tentang perasaan prajurit yang tersentuh oleh bunga flamboyan yang bermekaran di halaman kampus. Akademi Militer Nasional, Magelang, saat itu memang ditumbuhi pohon flamboyan.
Tapi Ani sempat "ge-er", dia merasa puisi itu berhubungan dengan dirinya.
"..sebab rumahku di Cijantung (Jakarta Timur) beralamat di jalan Flamboyan."
SBY meminang Ani setelah dinobatkan sebagai perwira terbaik Akabri tahun 1973. Mereka bertunangan sebelum Ani pindah ke Korea Selatan mengikuti ayahnya yang berdinas.
Baca juga: Kecintaan Ani Yudhoyono dengan Kain Daerah...
Sebelumnya, tidak pernah ada kebiasaan pertunangan di keluarga Ani. Dia adalah orang pertama yang melakoninya.
"Nampaknya, Papi benar-benar menyukai hubungan kami dan khawatir kepergian ke Seoul akan membuat hubunganku dengan SBY renggang".
Menjalani hubungan terpisah dua negara, Ani berdoa agar cinta SBY kepadanya tidak pernah luntur, dan dia berharap janji untuk menikahinya akan ditepati.
Rindu itu berbalas. Tapi, SBY tak cuma menyampaikannya pada Ani, ternyata dia juga menyurati calon mertuanya, menyampaikan kesiapannya untuk segera menikahi Ani.
Pada Juli 1976, Ani menikah dengan SBY. Pernikahan mereka unik karena berbarengan dengan dua saudarinya, Titiek dan Tuti.
Pernikahan tiga pengantin itu idenya dicetuskan dari ayah Ani yang merasa sungkan jika harus bolak-balik cuti kerja untuk menikahkan putri-putrinya. Lebih baik semua dilaksanakan berbarengan, efisien, dan irit.
Baca juga: SBY Bercerita Saat-saat Terakhir Ani Yudhoyono Sebelum Menghadap Khalik
Pernikahan tiga putrinya dengan para menantu yang merupakan perwira militer itu berlangsung di Bali Room, Hotel Indonesia, sebagai ruang gedung yang paling ternama pada zaman itu.
Dengan mempertimbangkan tradisi budaya Jawa, ayah dan ibu Ani mempersiapkan tiga tumpeng sebagai penolak bala karena membuat pernikahan untuk tiga orang sekaligus.
Keunikan pernikahan Ani dan SBY tidak berhenti di situ. Jumlah tamu yang sangat banyak membuat Sarwo Edhie menyiasatinya dengan membuat standing party, konsep baru pada masa itu.
Mereka juga memberikan cinderamata pada tamu berupa kerajinan kuningan dari Seoul berbentuk asbak dengan hiasan rasi bintang di bagian pinggir dan gambar pengantin Jawa di bagian tengah.
Konsep itu terinspirasi dari pengalaman Sarwo Edhie di Seoul, sebuah budaya yang belum diterapkan di pernikahan-pernikahan Indonesia zaman dulu.
"Mataku memandang sosok tinggi gagah di sampingku. Sekarang, aku telah menjadi istrinya. Aku sangat bahagia," cerita Ani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.