Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Didorong Kerja Cepat dan Libatkan Lembaga Independen Ungkap Kematian Korban 22 Mei

Kompas.com - 28/05/2019, 17:01 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Police Watch (IPW) mengimbau tim investigasi Polri untuk bekerja cepat dalam mengusut penyebab kematian korban aksi massa 21-22 Mei 2019.

Penanganan yang cepat diharapkan guna menghindari berbagai tudingan negatif kepada kepolisian.

"Tim perlu bekerja cepat untuk menghindari berbagai tudingan negatif. Tahap pertama, tim tentunya harus segera mengumumkan jenis peluru yang membuat korban terbunuh untuk bisa mendapatkan petunjuk apakah senjata yang digunakan organik atau tidak," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane kepada Kompas.com (28/5/2019).

Baca juga: Polri Sebut Eksekutor Dijanjikan Uang Tanggungan Keluarga jika Misi Berhasil

Neta menjelaskan, kepolisian akan lebih mudah mengungkap penembak yang sebenarnya jika telah mengidentifikasi jenis peluru dan senjatanya.

Menurutnya, jika senjatanya organik, akan lebih mudah untuk mengetahui institusi mana yang bisa menggunakan senjata tersebut.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam diskusi bertamakan Jelang Debat Siapa Hebat di Jakarta, Sabtu (12/1/2019). KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam diskusi bertamakan Jelang Debat Siapa Hebat di Jakarta, Sabtu (12/1/2019).

Polri, lanjutnya, memiliki kemampuan yang prima dalam mengungkap kasus tewasnya sejumlah orang dalam kerusuhan 21-22 Mei.

"Saya yakin tim internal akan bekerja maksimal dan independen. Masalahnya, apakah pihak-pihak tertentu akan percaya pada hasil kinerja tim internal kepolisian itu mengingat pihak-pihak tersebut selalu menyalahkan Polri dan menuding hal negatif," ungkapnya kemudian.

Baca juga: Sejak 21 Mei, Polri Tangkap 10 Tersangka Penyebar Hoaks dan Ujaran Kebencian

Maka dari itu, guna menguatkan hasil tim investigasi, seperti diungkapkan Neta, Polri perlu mengikutsertakan lembaga-lembaga independen tertentu.

"Melihat kasus ini, Polri perlu melibatkan Kompolnas, Komnas HAM, atau lembaga independen lainnya," tutur Neta.

Dalam kasus kerusuhan 21-22 Mei, lanjutnya, Polri dituding menjadi penyebab tewasnya sejumlah korban aksi massa akibat tembakan peluru tajam. Sementara dalam mengamankan aksi massa, polisi tidak dilengkapi senjata api dan peluru tajam.

Baca juga: Polri Sebut Pendana Rencana Pembunuhan Pejabat Negara Orang Papan Atas

Neta menuturkan, melihat adanya tudingan tersebut, Polri sangat berkepentingan agar kasus ini dibuka dengan jelas agar dapat mengetahui penyusup dalam kerusuhan tersebut dan yang telah memojokkan Polri.

"Investigasi yang melibatkan sejumlah lembaga independen perlu dilakukan agar tidak ada pihak-pihak tertentu yang menuding negatif terhadap kerusuhan tersebut," ungkapnya kemudian.

Tim investigasi bentukan Polri itu dipimpin oleh Irwasum Polri Komjen Pol Moechgiyarto. Tim itu dibentuk kapolri pada 23 Mei lalu dan kini sudah mulai bekerja.

Baca juga: PSI Minta Polri Usut Tuntas Dalang Kerusuhan 22 Mei

"Proses investigasi menyangkut peristiwa harus sangat detail dan mengumpulkan dahulu berbagai alat bukti," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo pada 24 Mei lalu.

Dedi mengatakan, tim investigasi akan mengusut penyebab kematian para korban dan segala aspek terkait lainnya. Dia memastikan perkembangan investigasi akan diberitahukan kepada publik.

Kompas TV Wakil Sekjen Partai Gerindra, Andre Rosiade memilih untuk menunggu hasil investigasi pihak kepolisian terkait beredarnya video dugaan bagi- bagi uang di mobil Ambulans saat kerusuhan 21 - 22 Mei. Andre tak mau berspekulasi terkait isi di dalam video tersebut. Ia pun meminta agar masyarakat bersabar menunggu hasil penelusuran polisi. Menurutnya aktivitas di dalam video tersebut belum diketahui pasti. Polri memiliki bukti kuat terkait penggunaan mobil ambulans mengangkut perusuh sekaligus membagikan uang untuk melakukan aksi provokasi. Sebelumnya polisi menahan sebuah ambulans berlogo partai politik di sekitar Sabang, Jakarta Pusat. Ketika ditangkap terdapat 5 penumpang di dalamnya. #RicuhAksi22Mei #AmbulansBagiUang #AmbulansBawaPerusuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com