KOMPAS.com – Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) mengeluarkan serangkaian tips mudik aman menggunakan kendaraan pribadi.
Beberapa tips diberikan untuk para pemudik, baik yang menggunakan sepeda motor maupun mobil demi keselamatan mereka kembali ke kampung halaman.
Beberapa tips yang diberikan misalnya mempersiapkan kondisi tubuh agar fit, memeriksa kondisi kendaraan, istirahat setiap empat jam perjalanan atau jika lelah, serta menyiapkan peta untuk membantu menavigasi perjalanan.
(1/5) Mudik Lebaran ! Itulah kata-kata yang menjadi penyemangat akhir-akhir ini. Saya rasa perayaan ini tidak hanya dirasakan bagi umat Islam, namun juga seluruh warga masyarakat Indonesia terkhusus para perantauan di negeri orang, oleh karena itu artinya libur panjang dimulai. pic.twitter.com/ynxdRFupIT
— BPBD_Kab.Tasikmalaya (@BPBD_KabTasik) May 26, 2019
Selain itu, ada satu lagi tips yang diberikan BNPB berkaitan dengan kesiagaan menghadapi potensi bencana alam selama di perjalanan.
BNPB mengimbau pemudik untuk mengakses peta jalur mudik rawan bencana yang dapat diakses di s.id/jalurmudikrawanbencana yang dapat diakses dengan mudah melalui ponsel.
Baca juga: Ini Titik-titik Pengisian Bahan Bakar Sepanjang Jalur Mudik
Saat Kompas.com mencoba mengakses peta tersebut, titik-titik rawan bencana baru tersedia untuk jalur mudik di Pulau Jawa, mulai dari Banten hingga Jawa Timur.
Berdasarkan keterangan Kepala Bidang Data BNPB Wawan, sejauh ini peta jalur mudik baru tersedia untuk Pulau Jawa.
"Baru melingkupi daerah Jawa. Potensi risiko bencana banjir, longsor yang sudah ada di inarisk.bnpb.go.id," kata Wawan.
Namun, sejauh ini peta bencana tersebut masih bersifat pasif dan belum bisa terjalin komunikasi dua arah dengan penggunanya.
"Sementara masih pasif, belum ada mekanisme notifikasinya," ujarnya.
Dalam peta, terdapat warna biru dan oranye yang menandakan daerah tersebut rawan bencana. Warna biru diasosiasikan wilayah yang rawan terjadi banjir, sementara oranye untuk menunjukkan wilayah tersebut rawan tanah longsor.
Dari peta tersebut terlihat mayoritas wilayah yang rawan tergenang banjir terbentang di wilayah bagian utara, mulai dari Cilegon hingga Surabaya.
Sementara wilayah rawan longsor relatif tersebar di setiap provinsi, hanya saja Jawa Barat terlihat memiliki titik daerah rawan longsor terbanyak dibandingkan wilayah provinsi lain.