Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memori Kelam Iwan di Kerusuhan Mei 1998, Dikeroyok hingga Dibakar Hidup-hidup

Kompas.com - 14/05/2019, 09:16 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Iwan Firman, salah satu korban tragedi peristiwa Mei 1998 tak bisa melupakan apa yang sudah terjadi pada dirinya 14 Mei 1998. Ia masih ingat saat perjalanan pulang dengan kendaraan bermotor, dirinya dihadang oleh orang tak dikenal dan langsung memukulinya.

"Tepatnya di Jalan Letjend Suprapto, itu kan di depan motorku dihadang massa, dihadang sekitar 20 orang lalu helmnya disuruh buka lalu langsung diperlakukan seperti maling," kata Irwan saat peringatan Tragedi Peristiwa Mei 1998, di Mall Klender, Jakarta Timur, Senin (13/5/2019).

Iwan FirmanKOMPAS.com/Haryantipuspasari Iwan Firman
Iwan mengatakan pada saat kejadian itu dirinya pasrah, badannya diinjak-injak oleh 20 orang tersebut sehingga kuping dan mulutnya mengeluarkan darah.

Orang-orang tak dikenal itu juga menyiramnya dengan bensin yang berasal dari motornya.

"Dimandiin 1 tengki sudah saya dibakar. Seluruh badan. Padahal itu 5 liter baru diisi (bensin). Ddimandiin 1 tengki bagaimana coba? Ini kalau bukan karena mukjizat saya enggak sampai hingga hari ini," ujarnya.

Baca juga: Nostalgia Kelam Kerusuhan Mei 98 Bergema di Media Sosial

Iwan mengatakan, tak lama ketika dirinya dibakar, salah seorang warga yang dipanggilnya "Pak Haji" ikut membantu mengantarnya ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Ia dirawat selama 3 bulan di rumah sakit itu.

Ilustrasi: Kerusuhan Mei 1998ARBAIN RAMBEY Ilustrasi: Kerusuhan Mei 1998

"Teman-teman sekolah dulu SMP Kampung Melayu, aku kontak semua mereka datang dan melihat keadaanku. Pada saat itu, aku sudah terlihat seperti mayat pada pingsan mereka kaget," kata dia.

Iwan menceritakan pada waktu itu ia mendengar ada yang akan menghabiskan salah satu etnis. Dia mengatakan, fisiknya tak terlalu mirip dengan etnis yang dimaksud meski mengakui orang tuanya berasal dari Tiongkok.

"Aku tidak terlihat seperti Cina aku kan Manado aku tidak sipit kan, bapak ibu asli dari Tiongkok dari China semua anak-anaknya itu sudah kelahiran Indonesia," tuturnya.

Baca juga: Kerusuhan Mei 1998 Masih Tetap Misteri

Iwan mengatakan, saat ini dirinya tinggal sendiri dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dibantu oleh tetangga di sekitar rumahnya. Ia pernah merasa frustasi dan ingin bunuh diri, namun hal itu berhasil digagalkan.

"'Lalu ada yang bilang 'Jangan begitu bang kan kita sudah saudara'. Penjaga pintu kereta api mengatakan seperti itu. Saya bilang 'udah lepasin aja,' terus dia bilang 'Jangan. Tidak bisa kita kan sudah saudara,' habis itu saya diantar pulang sambil dinasehati," ucapnya.

Iwan pun berharap pemerintah memperhatikan korban kerusuhan Mei 1998 serta keluarga korban. Selain itu, ia mengaku ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

"Kalau ada yang dampingin ketemu Jokowi aku beberin semua. Kalau ada yang mendampingi aku siap, aku mau ceritain selama ini aku blangsat seperti ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com