Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ucapan Wiranto soal Tutup Media Picu Polemik, Tanggapan Dewan Pers, hingga Penjelasannya

Kompas.com - 10/05/2019, 13:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia (HAM) Wiranto sempat menyatakan akan menutup media di Tanah Air terkait wacana kecurangan Pemilu 2019.

Ketika itu, Wiranto menyatakan banyak media yang melakukan upaya pelanggaran hukum pasca-Pemilu 2019. Menutup media, menurut Wiranto, efektif untuk menjaga keamanan negara.

"Mungkin perlu melakukan yang lebih tegas lagi. Media mana yang nyata-nyata membantu melakukan suatu pelanggaran-pelanggaran hukum, kalau perlu, kami shut down. Kami hentikan, kami tutup enggak apa-apa. Demi keamanan nasional," kata Wiranto, Senin (6/5/2019).

1. Tanggapi pemblokiran

Pernyataan Wiranto ini sebelumnya menanggapi upaya yang selama ini sudah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang telah mengeluarkan sikap terkait akun media sosial yang melanggar hukum.

Upaya yang dilakukan Kemenkominfo di antaranya adalah dengan menonaktifkan atau melakukan pemblokiran terhadap akun yang terbukti melakukan upaya pelanggaran hukum.

Pemblokiran dan penonaktifan inilah yang menurut Wiranto dirasa kurang tegas, dan sebenarnya bisa dilakukan tindakan yang lebih daripada itu.

"Ada undang-undang, ada hukum yang mengizinkan kita melakukan itu. Sekali lagi ini demi tegaknya NKRI yang kita cintai. Demi masyarakat yang ingin damai. Masyarakat yang mendambakan kedamaian, terutama di bulan suci Ramadhan," ujar Wiranto.

Baca juga: Pernyataan Wiranto soal Tutup Media, Kontroversi dan Penjelasannya...

2. Fahri Hamzah: Pemerintah Panik

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai pernyataan Wiranto sebagai bentuk kepanikan pemerintah terhadap banyaknya suara di media yang mengguncang pihak penguasa.

"Kapasitas pemerintah untuk mengelola kebebasan itu yang perlu diperbaki. Jangan kemudian pemerintahnya gelagapan, panik, lalu kemudian kebebasannya mau ditutup, itu salah," kata Fahri.

Kebebasan pers di negara demokrasi seperti Indonesia menjadi harga mati yang harus dihormati segala pihak, termasuk pula pemerintah.

"Kebebasan ini harga mati. Kapasitas pemerintahlah yang harus kita sesuaikan dengan kebebasan masyarakat," ujarnya.

Menurut Fahri, kalau memang terdapat gagasan atau suara yang disampaikan melalui media dan dirasa tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya, pemerintah bisa memberikan jawabannya.

"Tokoh-tokoh yang ngomong, jawab dong, jangan panik. Masa segini banyak orang di pemerintahan jago-jago, dapat gaji, dapat mobil dinas, enggak bisa menjawab, enggak bisa menjelaskan ke media apa yang bisa bikin tenang di masyarakat. Jangan berlebihanlah," ucap Fahri.

Baca juga: Wiranto Ancam Tutup Media, Fahri Hamzah Sebut Pemerintah Panik

3. Dewan Pers Minta Penjelasan

Menanggapi pernyataan yang disampaikan Wiranto, Dewan Pers sebagai lembaga yang mengawasi pers nasional juga menyatakan reaksinya. Dewan Pers meminta penjelasan Wiranto terkait pernyataannya yang akan men-shut down­ media.

Hal itu disampaikan salah satu anggota Dewan Pers, Ratna Komala, saat dihubungi Selasa (7/5/2019).

"Karena saat itu Pak Wiranto kan bicara dalam konteks media sosial juga, jadi harus diperjelas. Kalau media pers bisa ditutup, diberedel, kita kembali ke zaman Orde Baru di mana pers bisa disensor dan diintervensi," kata Ratna.

Ratna menyebut media pers telah memiliki regulasi dan hukum tersendiri yang mengatur kebebasan berpendapat.

Oleh karena itu, Wiranto tidak bisa sembarangan melakukan penutupan media pers jika media pers juga termasuk dalam media yang dimaksud dalam pernyataannya.

"Aturannya jelas, Dewan Pers dan komunitas pers mengatur dirinya sendiri, meregulasi dirinya sendiri, membuat peraturan yang dibutuhkan terkait kebebasan berpendapat. Jadi Pak Wiranto harus mengklarifikasi, tidak bisa main tutup kalau untuk pers," ujarnya.

Baca juga: Dewan Pers Minta Wiranto Klarifikasi soal Ancaman Menutup Media

4. Penjelasan Istana

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meluruskan pernyataan Wiranto terkait rencana penutupan media yang dikatakannya beberapa waktu lalu.

Moeldoko menyebut, media yang dimaksud oleh Wiranto adalah media yang tidak kredibel.

"Sebenarnya, arah yang dituju Menko Polhukam adalah terhadap akun-akun atau media yang abal-abal, yang sungguh-sungguh meresahkan. Itu memang perlu dipertimbangkan ya," kata Moeldoko, Selasa (7/5/2019).

Ia justru menyampaikan Wiranto selama ini mengapresiasi media mainstream yang sudah menunjukkan dedikasi tingginya bagi negara.

"Menko Polhukam justru membela para media mainstream yang sudah sungguh-sungguh bertanggung jawab dan berdedikasi tinggi bagi bangsa dan negara," ujarnya.

Baca juga: Ini Penjelasan Istana soal Pernyataan Wiranto Ancam Tutup Media di Indonesia

5. Bantahan Wiranto

Sebagai pembuat pernyataan, Wiranto mengklarifikasi maksud dari kalimat yang ia sampaikan. Menurut dia, media yang ia maksud adalah media-media sosial yang melakukan pelanggaran hukum, bukan media pers atau media mainstream.

"Tapi kalau medsos, ujaran kebencian, cemoohan, fitnah, bahkan ajakan-ajakan untuk memberontak kita biarkan, bagaimana wajah Indonesia? Kalau akun-akun yang tidak jelas juntrungannya itu kemudian membakar masyarakat, membuat takut masyarakat, membuat masyarakat khawatir, mengancam masyarakat, masa kita biarkan," ujar Wiranto.

“Inilah yang kemudian saya katakan pemerintah tidak akan segan-segan menutup itu, men-take down dan sudah kita laksanakan," lanjutnya.

Sumber: Kompas.com (Ihsanuddin, Fabian Januarius Kuwado)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com