Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks atau Fakta Sepekan, Kekalahan Jokowi hingga Aksi Pilot Lion Air

Kompas.com - 03/05/2019, 20:16 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Kepolisian siap tembak perusuh

Sebuah artikel berjudul "HRS (Habib Rizieq Shihab) Akan Kerahkan People Power, POLRI: Kami Siap Tembak 'Mati' Perusuh NKRI Sekalipun Itu Cucu Nabi" yang diduga berisi kutipan dari Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian beredar di media sosial Facebook pada Selasa (30/4/2019).

Sebab, apabila terjadi gerakan people power dikhawatirkan menimbulkan konflik besar dan seluruh anggota Polri akan mengamankan situasi.

Dalam artikel tersebut, Kapolri dinarasikan tidak akan segan-segan menembak mati pihak yang mengganggu NKRI, sekalipun pelakunya merupakan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Selain itu, dalam artikel juga dibubuhkan video yang menampilkan Kapolri Tito sedang memberi amanat kepada anggota Brigade Mobil (Brimob).

Video tersebut menampilkan anggota Brimob dengan tegas menjawab pertanyaan dari Tito mengenai tindakan yang segera dilakukan apabila dalam kasus mendadak ada orang membawa parang dan ingin membunuh masyarakat.

Menanggapi hal itu, Divisi Humas Polri melalui akun Instagram, @divisihumaspolri mengklarifikasi bahwa konten yang beredar di Facebook tersebut adalah hoaks.

"Kapolri Jenderal Polisi Prof H Muhammad Tito Karnavian, tidak pernah mengeluarkan statement/pernyatan tersebut," tulis akun Divisi Humas Polri.

Kemudian, Kepala Biro Pelayanan Masyarakat Divisi Humas Polri, Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa video yang disematkan dalam artikel bohong itu merupakan video pengecekan pasukan di Polda Sumatera Utara.

"Itu video pasukan kesiapsiagaan Pam (pengamanan) pemilu di Polda Sumatera Utara, Medan, bersama Panglima TNI pada awal April," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (2/5/2019).

Baca juga: [HOAKS] Kepolisian Siap Tembak Perusuh yang Kerahkan People Power

Pilot Lion Air pukul pegawai hotel

Sebuah video menampilkan kejadian pemukulan pilot Lion Air (AG) terhadap pegawai hotel di Surabaya, Jawa Timur beredar di media sosial Facebook pada Selasa (30/4/2019).

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa pemukulan terjadi karena kurang puasnya pilot Lion Air itu terhadap layanan jasa penyetrikaan hotel, karena seragam dinasnya masih kurang rapi.

Atas kejadian tersebut, Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan AG sudah menadpatkan sanksi dari maskapainya.

"Lion Air sudah melaksanakan aturan perusahaan dengan tidak menugaskan AG sesuai profsinya," ujar Danang saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (3/5/2019).

Dikenainya sanksi itu terhadap AG, otomatis membuat dirinya tidak diberikan izin tugas terbang (grounded).

Danang mengungkapkan, saat ini pihaknya masih melakukan proses pengumpulan data, informasi, dan keterangan lainnya yang dibutuhkan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

Adapun sanksi terberat yang akan diberikan kepada pilot tersebut adalah pemecatan dari maskapai Lion Air.

Baca juga: [FAKTA] Pilot Lion Air Pukul Pegawai Hotel di Surabaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com