Salin Artikel

Hoaks atau Fakta Sepekan, Kekalahan Jokowi hingga Aksi Pilot Lion Air

KOMPAS.com - Tersebarnya kabar bohong, hoaks, disinformasi, dan misinformasi saat ini masih ditemukan di sejumlah media sosial dan juga aplikasi pesan WhatsApp.

Penyebaran disinformasi ini mengakibatkan masyarakat waswas dan resah. Sebab, informasi yang belum jelas kebenarannya itu bisa merugikan beberapa pihak yang tidak selektif dalam memilih dan memilah informasi yang diterima.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selektif dan jeli dalam menyaring informasi dan kabar yang beredar di media sosial agar tidak termakan informasi palsu.

Dalam pekan ini, Kompas.com telah merangkum empat hoaks dan satu fakta yang muncul pada 29 April-3 Mei 2019. Berikut rinciannya:

Video TKN akui kekalahan Jokowi

Sebuah video menampilkan suasana konferensi pers (konpers) yang disebut membahas kekalahan perolehan suara atas pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin beredar di media sosial Facebook pada Kamis (25/4/2019).

Dalam video berdurasi 43 detik itu disebutkan narasi sebagai berikut:

"Beredar video VIRAL, Lukman Edy tim TKN Jokowi mengakui kekalahan Jokowi atas Prabowo.

Jelas sudah siapa yang kalah, hanya ditampuk pimpinan 01-nya saja yang masih ngotot mempertahankan kekuasaan dengan kebohongan publik lewat quick count siaran TV dan dengan kecurangan-kecurangan. Viralkan."

Video tersebut diduga dirangkai dari beberapa potongan hingga membentuk sebuah pernyataan yang tidak seperti seharusnya.

Menanggapi ini, Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Lukman Edy menyampaikan bahwa Jokowi-Ma'ruf Amin kalah suara di Riau, tetapi tidak sebesar yang dinyatakan oleh Pak Prabowo.

Menurut dia, adalah sebuah kebohongan yang dipublikasikan kepaad publik untuk mem-framing pemilihan publik bahwa pemilu sekarang ini 02 sudah memenangkan pertarungan di setiap daerah.

Sementara itu, Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma'ruf, Usman Kansong menyampaikan bahwa informasi dalam video tersebut tidak benar.

"Kami memang mengakui kekalahan di Riau, tapi untuk Bangka Belitung 01 menang. Video tersebut direkayasa seolah-olah memenangkan Prabowo-Sandi," ujar Usman saat dihubungi Kompas.com pada Senin (29/4/2019).

Kelenjar susu pada payudara berbentuk bunga

Sebuah foto yang diduga merupakan ilustrasi dari kelenjar susu perempuan diunggah oleh salah satu pengguna Twitter, @lemonadead ramai diperbincangkan pada Minggu (21/4/2019).

Foto tersebut menampilkan sistem kelenjar susu pada bagian dada perempuan yang berbentuk bunga dan otot.

Dilansir dari LiveScience, foto tersebut merupakan ilustrasi dari aplikasi iPad yang bernama Anatomy & Physiology.

Jika melihat aplikasinya, benda tersebut diduga sebagai kelenjar susu. Namun, dugaan itu tidak tepat karena kelenjar susu memenuhi seluruh payudara dan tidak berbentuk bunga di bagian tengah saja.

Adapun dugaan yang paling mendekati adalah lobulus.

Menurut buku berjudul "Physiology, Lactation" yang diterbitkan pada 2018, lobulus dan kelenjar pada payudara perempuan tidak terbuat dari otot, melainkan sel epital.

Dalam lobulus berisi sekumpulan sel yang dinamakan alveolus. Alveolus bertugas memproduksi susu ketika mendapatkan sinyal hormon dari tubuh. Masing-masing lobulus kemudian dihubungkan ke puting oleh ductus lactiferious yang berfungsi mengantarkan ASI.

Akan tetapi, peletakan lobulus ini tidak serapi yang digambarkan dalam ilustrasi. Jumlah dan ukurannya pun berubah-ubah mengikuti periode kehamilan perempuan.

Sesar Batui dan Balantak picu gempa dan tsunami

Kabar mengenai adanya aktivitas Sesar Batui dan Sesar Balantak yang dapat memicu tsunami di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah beredar luas di masyarakat.

Informasi tersebut muncul pasca terjadinya gempa tektonik bermagnitudo 6,9 di wilayah Kepulauan Banggai dan Morowali pada 12 April 2019 lalu.

"Min..apa benar ini info. bikin kita takut disini..makasi..maksudnya apa ya..gambar ini @infoBMKG," tulis salah satu akun.

Kepala Bidang Informasi Gempabumi BMKG Daryono mengatakan, kabar mengenai Sesar Batui dan Sesar Balantak yang dapat memicu tsunami besar dipastikan tidak benar.

"Sesar Batui dan Sesar Balantak bukanlah zona megathrust," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/5/2019).

Menurut dia, Sesar Batui dan Sesar Balantak merupakan sesar tersier jika dilihat dari umurnya.

"Usia zona Sesar Batu ini sudah sangat tua yaitu sekitar miosen-pliosen. Sesar Balantak juga sudah sangat tua sekitar pliosen," tutur Daryono.

Meskipun begitu, kedua sesar tersebut memang masih mempunyai potensi terhadap aktivitas kegempaan. Besarnya magnitudo gempa tidak akan sebesar sesar Palu-Koro.

"Hasil monitoring BMKG selama ini belum pernah mencatat adanya aktivitas gempa bumi dengan kekuatan diatas 6 magnitudo di zona sesar Batui dan Balantak," ujar Daryono.

Kepolisian siap tembak perusuh

Sebuah artikel berjudul "HRS (Habib Rizieq Shihab) Akan Kerahkan People Power, POLRI: Kami Siap Tembak 'Mati' Perusuh NKRI Sekalipun Itu Cucu Nabi" yang diduga berisi kutipan dari Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian beredar di media sosial Facebook pada Selasa (30/4/2019).

Sebab, apabila terjadi gerakan people power dikhawatirkan menimbulkan konflik besar dan seluruh anggota Polri akan mengamankan situasi.

Dalam artikel tersebut, Kapolri dinarasikan tidak akan segan-segan menembak mati pihak yang mengganggu NKRI, sekalipun pelakunya merupakan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Selain itu, dalam artikel juga dibubuhkan video yang menampilkan Kapolri Tito sedang memberi amanat kepada anggota Brigade Mobil (Brimob).

Video tersebut menampilkan anggota Brimob dengan tegas menjawab pertanyaan dari Tito mengenai tindakan yang segera dilakukan apabila dalam kasus mendadak ada orang membawa parang dan ingin membunuh masyarakat.

Menanggapi hal itu, Divisi Humas Polri melalui akun Instagram, @divisihumaspolri mengklarifikasi bahwa konten yang beredar di Facebook tersebut adalah hoaks.

"Kapolri Jenderal Polisi Prof H Muhammad Tito Karnavian, tidak pernah mengeluarkan statement/pernyatan tersebut," tulis akun Divisi Humas Polri.

Kemudian, Kepala Biro Pelayanan Masyarakat Divisi Humas Polri, Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa video yang disematkan dalam artikel bohong itu merupakan video pengecekan pasukan di Polda Sumatera Utara.

"Itu video pasukan kesiapsiagaan Pam (pengamanan) pemilu di Polda Sumatera Utara, Medan, bersama Panglima TNI pada awal April," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (2/5/2019).

Pilot Lion Air pukul pegawai hotel

Sebuah video menampilkan kejadian pemukulan pilot Lion Air (AG) terhadap pegawai hotel di Surabaya, Jawa Timur beredar di media sosial Facebook pada Selasa (30/4/2019).

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa pemukulan terjadi karena kurang puasnya pilot Lion Air itu terhadap layanan jasa penyetrikaan hotel, karena seragam dinasnya masih kurang rapi.

Atas kejadian tersebut, Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan AG sudah menadpatkan sanksi dari maskapainya.

"Lion Air sudah melaksanakan aturan perusahaan dengan tidak menugaskan AG sesuai profsinya," ujar Danang saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (3/5/2019).

Dikenainya sanksi itu terhadap AG, otomatis membuat dirinya tidak diberikan izin tugas terbang (grounded).

Danang mengungkapkan, saat ini pihaknya masih melakukan proses pengumpulan data, informasi, dan keterangan lainnya yang dibutuhkan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

Adapun sanksi terberat yang akan diberikan kepada pilot tersebut adalah pemecatan dari maskapai Lion Air.

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/03/20162201/hoaks-atau-fakta-sepekan-kekalahan-jokowi-hingga-aksi-pilot-lion-air

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke