Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Kisah Caleg Gagal yang Bertingkah Janggal

Kompas.com - 29/04/2019, 07:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"SAYA sudah berikan telur ke 3.000 warga. Saya siapkan 2 mobil box berisi telur, tapi yang milih saya enggak sampai 500 orang!"

"Belum lagi saat keliling, saya dimintai warga uang jajan. Ada yang kopi sampai mie instan. Sekali saja duduk, rencananya mau istirahat di warung, puluhan warga datang, Rp 300 ribu saya ludes. Enggak tahu itu penjualnya juga gelembungkan jumlahnya mungkin!"

Itu adalah pengakuan tulus seorang tim sukses (timses) salah satu Caleg di Cirebon, Jawa Barat, kepada saya. Ia membantu seorang Caleg agar terpilih.

Sayangnya, dari hasil penghitungan C1 di daerahnya, hampir dapat dipastikan, Sang Caleg gagal. Sang Timses pun buntung. Harta benda habis-habisan. Tak jarang yang tersisa hanya utang.

Seorang Caleg lain yang saya wawancara tak berbeda nasibnya. Usai wawancara, pandangan matanya menerawang. Isapan rokoknya tak pernah putus selama 2 jam saya berada di sebuah padepokan yang dipercayanya bisa membantu mengurangi kegelisahan pasca-gagal maju menjadi caleg sebuah partai.

Keduanya saya wawancara dengan identitas tertutup. Keduanya malu jika identitas mereka tampil terbuka di TV dan dilihat oleh kenalan dan kerabat.

Meski menampilkan identitas tertutup, program AIMAN di KompasTV Senin (29/4/2019) malam akan menampilkan secara terbuka kisah para caleg gagal pasca-pemilu kemarin.

Ada juga kisah seorang Caleg gagal yang tiba-tiba mengumandangkan azan di masjid sebelum waktu salat tiba. Saat diingatkan oleh pengurus masjid, Sang Caleg mengatakan, "Siapa yang berani melarang saya? Saya ini sebentar lagi jadi ketua dewan!"

Uang habis untuk serangan fajar

Pengumuman lolos atau tidaknya Sang Caleg memang masih menunggu keputusan resmi KPU pada 22 Mei 2019 mendatang. Tapi, sebagian besar dari mereka sudah mengetahui hasilnya karena lingkup pemilihan daerah yang tidak terlalu besar.

Faktanya, hanya sebagian kecil dari para caleg yang lolos. Sisanya gagal. Padahal mereka sudah mengeluarkan uang ratusan hingga miliaran rupiah. Sebagian besar digunakan untuk "serangan fajar"! Luar biasa!

Sejak Pemilu 2009 hingga 2014 Kementerian Kesehatan mencatat ada ribuan caleg gagal yang depresi. Sekitar 7.000 lebih caleg gagal pada pemilu 2009 sempat berobat di sejumlah rumah sakit karena mengalami guncangan psikis hebat.

Tahun ini jumlahnya diperkirakan meningkat karena banyaknya Parpol peserta pemilu. Jumlah caleg yang berkontestasi pun lebih banyak dari pemilu-pemilu sebelumnya.

KPU mencatat, ada 245.106 caleg di seluruh Indonesia yang berlaga pada pemilu kali ini. Bahkan, ada partai yang memiliki caleg lebih dari 10 dalam satu daerah pemilihan kabupaten.

Faktanya, tak ada satu pun dari caleg-caleg itu yang mampu meraih suara yang disyaratkan. Partai-partai papan atas rata-rata hanya mampu meloloskan 1-2 caleg di setiap daerah pemilihan. Meloloskan 2 orang caleg per daerah pemilihan amatlah sulit.

Depresi hingga tragedi

Per hari Minggu (28/4/2019) kemarin, selain Caleg gagal, juga ada 287 penyelenggara pemilu yang gugur karena berbagai sebab seperti stroke dan asam lambung. Faktor pencetus utamanya adalah kelelahan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com