Mereka bekerja sepuluh hari berturut-turut dimulai sejak persiapan Pemilu hingga penghitungan 5 kotak suara (kecuali DKI Jakarta, 4 kotak suara). Sungguh pekerjaan yang luar biasa.
Selama sepuluh hari itu pula, para penyelenggara pemilu di TPS hingga penghitungan kecamatan, yang rata-rata berusia di atas 40 tahun, bahkan tak jarang di atas 60 tahun, harus tidur 2 hingga 3 jam per hari saja.
Pemilu memang telah berlalu, tapi masalah yang tersisa tak bisa dianggap biasa. Ratusan orang meninggal, sebagian lagi depresi hingga gangguan jiwa.
Di tengah harapan yang ada, presiden dan wakil rakyat nantinya harus segera menyusun aturan baru pemilu.
Sederhana dan wajar jadi pertimbangan. Amanat penderitaan rakyat jadi pikiran utama.
Saya Aiman Witjaksono.
Salam!