Selain proses pemungutan suara di hari-H, jadwal kampanye yang lamanya mencapai delapan bulan juga dinilai terlalu panjang dan melelahkan.
Menurut dia, pemilu seharusnya dibuat serileks mungkin bagi semua pihak yang terlibat, baik peserta maupun pemilih.
Baca juga: Banyak KPPS Meninggal Kelelahan, Golkar Desak Pemilu Serentak Dievaluasi
Sebagai penyelenggara Pemilu Serentak 2019, KPU mengaku akan memberikan uang santunan kepada para petugas yang meninggal saat menjalankan tugas selama Pemilu.
Hal ini disampaikan oleh Ketua KPU Arief Budiman, dengan terlebih dahulu memastikan yang bersangkutan benar meninggal karena proses kerja.
"Malam ini kita lihat berapa banyak yang meninggal, berapa banyak yang kecelakaan, sebabnya apa, ketika menjalankan tugas atau ketika sedang tidak menjalankan tugas," kata Arief, Minggu (21/4/2019).
Adapun, Komisioner KPU Wahyu Setiawan menyebut uang santunan itu akan dikumpulkan melalui iuran seluruh jajaran KPU di Indonesia, mengingat petugas KPPS tidak mendapatkan asuransi kerja.
"Kami tentu sangat prihatin dengan berita duka itu karena memang penyelenggara kita belum difasilitasi asuransi kesehatan. Maka seperti biasa, KPU seluruh Indonesia akan gotong royong bersama-sama untuk memberikan tanda kasih santunan kepada pihak keluarga korban," kata Wahyu, Minggu (21/4/2019).
Adanya kendala dan jatuhnya korban memicu desakan berbagai pihak meminta adanya evaluasi penyelenggaraan Pemilu 2019 yang dinilai terlalu berat dan melelahkan.
"Semoga ini menjadi masukan bagi pembuat undang-undang untuk memformulakan sistem pemilu untuk pemilu berikutnya," ujar Wahyu.
Baca juga: KPU Akan Urunan Dana Santuni Keluarga dari Petugas KPPS yang Meninggal Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.