Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Menakhodai Indonesia Tidak Mudah, Butuh Pengalaman

Kompas.com - 13/04/2019, 17:18 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo meminta masyarakat untuk memilih pemimpin yang berpengalaman dalam pemilihan presiden 17 April 2019 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menghadiri kampanye akbar bertajuk "Konser Putih Bersatu" di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

"Bapak, Ibu, Saudara sekalian, menakhodai kapal besar seperti negara kita ini yang penduduknya sudah mencapai 269 juta orang tidaklah mudah, membutuhkan pengalaman. Betul?" kata Jokowi kepada para pendukungnya yang memenuhi stadion GBK.

Baca juga: Jokowi: Jangan Sampai Kita Merasa Lemah karena Ini Bangsa Besar!

Capres petahana ini justru menekankan bahwa dirinya memiliki segudang pengalaman yang bisa membantunya dalam menakhodai Indonesia jika kembali terpilih.

Jokowi memulai kariernya sebagai Wali Kota Solo dua periode. Pada periode keduanya sebagai wali kota, ia lalu terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta. Belum selesai memimpin Ibu Kota, Jokowi terpilih sebagai Presiden pada 2014.

Baca juga: Jokowi Diberikan Sorban dari Mbah Moen dan Tasbih dari Habib Luthfi

"Pengalaman seperti ini sangat perlu dalam rangka menakhodai negara sebesar Indonesia. Itulah yang dinamakan rekam jejak," kata Jokowi.

"Orang harus melihat rekam jejak seperti apa, prestasi seperti apa," sambung Jokowi disambut riuh tepuk tangan dari ratusan ribu pendukungnya yang hadir.

Kompas TV Panjangnya masa kampanye pemilu presiden 2019 yang berlangsung hampir 7 bulan sejak 23 September 2018, telah menyedot perhatian dan menguras energi rakyat. Sabtu, 13 April 2019, memasuki masa akhir kampanye, dan ditandai dengan digelarnya debat kelima Pilpres 2019.<br /> <br /> Debat kelima ini akan kembali mempertemukan capres-cawapres pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma&#39;ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dengan tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta industri dan perdagangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com