Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digitroops: Hoaks di Medsos terkait Jokowi Jauh Lebih Banyak

Kompas.com - 12/04/2019, 06:50 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga riset politik Digitroops menyebut berita bohong alias hoaks di media sosial lebih banyak merugikan calon presiden inkumben, yakni Joko Widodo alias Jokowi. Hal ini diketahui berdasarkan monitoring Digitroops di media sosial selama bulan Maret-April 2019.

“Ketika di-breakdown data yang paling banyak terdampak oleh hoaks adalah petahana,” kata peneliti Digitroops Yusep M Sofyan.

Baca juga: Jelang Pemilu, Kementerian Kominfo Catat Berita Hoaks Meningkat Tajam

Ada tujuh hoaks terbesar yang menyerang Jokowi selama lima pekan terakhir sebelum pencoblosan pilpres 17 April 2019, yakni:

1. Jokowi dianggap sebagai PKI

2. Jokowi akan hilangkan adzan

3. Jokowi dianggap anti Islam

4. Jokowi legalkan pernikahan sejenis

5. Surat suara tercoblos untuk Jokowi

6. Jokowi tawarkan Bogor ke China

7. Jokowi membiarkan Indonesia dibanjiri tenaga kerja asing

Baca juga: Facebook Akan Hukum Grup yang Sering Sebar Hoaks

Hoaks soal Jokowi dan PKI, kata Yusep, merupakan isu yang selalu dibicarakan. Menurut hasil pantauan mereka, isu ini selama 24 jam selalu diakses di atas 2.000 kali. Sementara isu lain, rata-rata hanya mencapai angka 1.000 kali diakses.

Peneliti Digitroops Yusep M Sofyan saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Kamis (11/4/2019). KOMPAS.com/Ihsanuddin Peneliti Digitroops Yusep M Sofyan saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Kamis (11/4/2019).

Sementara itu, hanya ada tiga isu hoaks terkait Prabowo yang cukup banyak tersiar di media sosial selama satu pekan terakhir. Dua diantaranya justru berpotensi menguntungkan calon presiden nomor urut 02 itu. Ketiga hoaks itu yakni:

1. Erdogan mendukung Prabowo

2. PBNU dukung Prabowo

3. Prabowo termasuk dalam komplotan ISIS

Baca juga: Maruf Amin: Sekarang Kita Menghadapi Banjir Hoaks dan Fitnah

Selain monitoring media sosial, Digitroops juga melakukan survei di lapangan untuk mengetahui bagaimana pengaruh hoaks terhadap masyarakat di dunia nyata.

Survei ini dilakukan pada 18-26 Maret 2019 terhadap 1200 responden melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Pemilihan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei ini adalah plus minus 2,8 persen.

Hasilnya juga menunjukkan hoaks terkait Jokowi lebih banyak didengar dan dipercaya oleh masyarakat.

Baca juga: Polri: Sebarkan Hoaks, Ancamannya 10 Tahun Penjara

 

"Sebanyak 48,2 persen responden menyatakan pernah mendengar isu bahwa Jokowi membiarkan Indonesia dibanjiri Tenaga Kerja Asing. Dari jumlah itu, 46,9 persen responden menyatakan percaya.

"Jumlah ini cukup besar, mencapai 22,6 persen dari total populasi," kata Yusep.

Isu hoaks lainnya yang kerap didengar oleh masyarakat adalah Jokowi anak PKI dengan 41,9 persen, namun hanya 3,9 persen yang percaya isu ini.

Lalu Jokowi melakukan kriminalisasi terhadap ulama pernah didengar 33,8 persen responden dan dipercaya 6,7 persen responden. Selanjutnya, isu Jokowi melarang azan pernah didengar 25,5 persen responden dan dipercaya 5 persen responden.

Baca juga: Pengamat: Pemilu 2019 Tak Lepas dari Politik Identitas dan Hoaks

 

Hanya ada dua isu hoaks terkait Prabowo yang mencuat ke publik. Isu kelompok islam radikal berkumpul si belakang Prabowo pernah didengar oleh 22,2 persen dan dipercaya 5,7 persen responden. Adapun isu Prabowo bersama Rizieq Shihab akan menerapkan NKRI beryariah pernah didengar oleh 20,8 persen responden dan dipercaya 7,6 persen responden.

"Jadi isu hoaks sama-sama menyerang kedua capres, tapi yang menyerang petahana jumlahnya lebih banyak," ujar Yusep.

Kompas TV Terkait isu pelaksanaan pemilu di luar negeri KompasTV akan mengulasnya bersamakomisioner KPU Wahyu Setiawan. Untuk memastikan isu tersebut KPU mengirim tim ke Malaysia untuk melakukan penyelidikan. #kpu #malaysia #bawaslu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com