Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 2 Tahun, 500 Rumah untuk Korban Gempa Sulteng Ditargetkan Rampung

Kompas.com - 11/04/2019, 20:19 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan pemerintah menargetkan 500 rumah baru untuk korban terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah selesai dibangun dalam dua tahun.

Hal itu disampaikan Basuki usai rapat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (11/4/2019).

"Sebanyak 500 unit di (Kelurahan) Duyu (Kota Palu). Kelar dua tahun untuk semuanya," ujar Basuki.

Baca juga: Palu Kini Bisa Ekspor Kelapa Olahan Tanpa Lewat Surabaya

Ia mengatakan, terdapat 600 hektar lahan yang bisa dijadikan lokasi relokasi korban gempa. Namun, baru 292 hektar yang izinnya jelas dan siap digunakan.

Kementerian PUPR terus berkoordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) atau Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk menyelesaikan perizinannya.

Basuki memaparkan, lahan yang akan dijadikan tempat relokasi mencakup Kelurahan Duyu dan Tondo di Kota Palu, serta Desa Pombewe di Kabupaten Sigi.

Dalam mengurus legalisasi lahan, BPN bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulteng. Ini karena pemerintah daerah dianggap lebih memahami kondisi lahan di wilayah masing-masing.

Rencananya, hunian tetap yang akan dibangun bertipe 36 dengan luas lahan mencapai 150-200 meter persegi. Wilayah hunian tersebut akan dilengkapi sejumlah fasilitas umum seperti masjid, puskesmas, pasar, ruang terbuka hijau dan lapangan sepak bola.

Baca juga: Tanggul 7 Kilometer Bakal Dibangun di Palu

Ia menambahkan, ground breaking pembangunan hunian tetap bagi korban gempa Sulteng akan dilakukan pada 23 April. Basuki mengatakan, pembangunan hunian tetap dibiayai penuh oleh APBN.

Basuki mengatakan, proses pembangunan bergantung pada pembebasan lahan. Jika nantinya ada lahan baru yang dibebaskan, maka Kementerian PUPR akan menambah jumlah rumah yang dibangun.

"Begitu selesai (pembebasan lahan), kami bangun. Jadi apa yang selesai kami kerjakan nanti terus bertahap tergantung lahannya," lanjut dia.

Kompas TV Istri Pasha Ungu yang juga Caleg PAN untuk DPR-RI, Dellia Wihelmina kini tengah menantikan putusan atas dugaan pelanggaran kampanye yang ia lakukan. Pembacaan putusan akan digelar dalam sidang 1 April mendatang. Ketua Bawaslu Sulawesi Tengah, Ruslan Husen mengatakan pihaknya telah melaksanakan proses sidang pelanggaran administrasi pemilu dengan terlapor Adelia Pasha. Jika terbukti bersalah, Istri Wakil Walikota Palu tersebut akan dikenakan sanksi administratif. Karena pelanggarannya tidak masuk dalam kategori pelanggran berat. Dellia Wihelmina Pasha yang merupakan Caleg PAN untuk dapil Sulawesi Tengah diduga melakukan pelanggaran kampanye. Hal tersebut terjadi saat Adelia Pasha menghadiri pelantikan pengurus DPD Perempuan PAN di Kabupaten Poso. Saat itu ia memperkenalkan diri sebagai Ketua DPW PAN Sulteng dan selaku Caleg DPR-RI. #AdeliaPasha #PelanggaranKampanye #PashaUngu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com