Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI: Mayoritas Pemilih Lebih Pertimbangkan Nama Caleg Daripada Parpol

Kompas.com - 05/04/2019, 16:20 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil terbaru survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa mayoritas pemilih akan memilih calon anggota legislatif (caleg) yang dikenal daripada memilih partai politik.

Sebanyak 60,3 persen dari 1.200 responden menyatakan lebih mempertimbangkan nama caleg yang dikenal dan 26,6 persen mempertimbangkan partai politik pada Pemilu Legislatif 2019.

"Dari survei ini menunjukkan mayoritas pemilih memilih caleg yang dikenal, bukan memilih partai," ujar peneliti LSI Rully Akbar saat memaparkan hasil survei, di kantor LSI Denny JA9, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2019).

Baca juga: Tak Bahas Jatah Menteri, PAN Pilih Fokus di Pilpres dan Pileg

Menurut Rully, partai-partai baru yang banyak muncul saat ini masih perlu bekerja keras agar mendapatkan perhatian dan keyakinan bahwa mereka mampu merepresentasikan masyarakat.

Sedangkan, kesulitan ini tidak dialami oleh partai-partai besar seperti PDI-P dan Golkar. Sebab mereka telah memiliki struktur yang kuat dari mulai tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) hingga level ranting.

Di sisi lain, kata Rully, partai-partai baru yang ada saat ini tidak memiliki hal pembeda dari sisi isu, visi misi dan program.

"Saat ini ada berbagai parpol. Mereka harus mencari tahu dulu, bisa jadi cari tahunya lewat caleg yang mewakili mereka di dapil. Kedua, apakah ada kebijakan besar yang dihasilkan oleh parpol tersebut dan berpengaruh pada kehidupan mereka," kata Rully.

Baca juga: Fahri Kritik KPU karena Lebih Fokus Pilpres daripada Pileg

"Tapi masalahnya isu, visi misi, program kerja, tidak ada pembanding yang sangat jauh antara satu partai dengan satu partai yang lain. Jadi kegamangan inilah yang membuat para pemilih belum menentukan pilihan," ucapnya.

Pengumpulan data survei dilakukan pada 18 hingga 26 maret 2019 dengan menggunakan metode ultistage random sampling dan wawancara tatap muka.

Wawancara tatap muka dilakukan pada 1.200 responden yang tersebar di berbagai wilayah. Survei ini memiliki margin error 2,8 persen dan dibiayai secara mandiri.

Kompas TV Calon anggota legislatif dari Partai Gerindra, Basri Kinas Mapaseng, melaporkan ke Badan Pengawas Pemiliu, dugaan jual beli suara. Jual beli terjadi untuk suara pemilih di luar negeri. Sejumlah bukti jual beli suara dibawa Basri Kinas ke Badan Pengawas Pemilu. Dugaan jual beli suara terjadi di Malaysia.<br /> Basri yang menjadi calon anggota legislatif dari Partai Gerindra, mendapatkan semua bukti dari dugaan jual beli suara lewat calo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com