Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Nyatakan Berpeluang Lolos ke DPR, PSI Makin Optimis

Kompas.com - 05/04/2019, 06:28 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) makin optimis lolos ke DPR setelah melihat hasil survei Charta Politika terbaru 19-25 Maret.

"Kami berterimakasih dengan survei ini. Survei ini membuat kami semakin optimistis," kata Juru Bicara PSI Andy Budiman saat mengahdiri rilis survei Charta Politika di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Survei Charta Politika menunjukkan, elektabilitas PSI tertinggi diantara parpol baru dengan 2,2 persen. 

Baca juga: Survei Charta Politika: PSI dan Perindo Berpeluang Lolos ke Parlemen

PSI bisa lolos ambang batas parlemen (parliamentary treshold) sebesar 4 persen jika memperhitungkan margin of error survei sebesar 2,19 persen. Selain itu, ada responden yang tidak menjawab sebesar 11 persen.

Andy mengatakan, ada tiga alasan PSI optimis lolos masuk ke parlemen. Pertama, ada preseden pada pemilu 2014 di mana dua partai mendapat lonjakan suara signifikan dalam rentang waktu satu bulan menjelang pemungutan suara. Keduanya yakni PKS dan Nasdem.

Juru bicara PSI Andy Budiman di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).  CHRISTOFORUS RISTIANTO/KOMPAS.com Juru bicara PSI Andy Budiman di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).

"Sebulan sebelum pileg, dinyatakan oleh lembaga survei angka elektabilitasnya sekitar 3 persen dan pada saat pileg perolehan suaranya menjadi 6 persen," ujar Andy.

Baca juga: Kampanye Jokowi-Ma’ruf, PSI Gelar Safari Toleransi di Mal Bandung

"Kali ini juga PSI yakin mengalami jalan yang sama dan optimis elektabilitas naik dan melampaui angka PT 4 persen. Ini menebalkan optimisme kami," tambah dia.

Alasan kedua, lanjut Andy, umumnya pemilih PSI adalah orang yang ekonominya menengah ke atas dan kalangan terdidik.

Dari hasil survei juga, moyoritas orang yang ekonominya menengah ke atas dan dari kalangan terdidik tidak mau menjawab atau menyatakan pilihannya saat ditanya oleh lembaga survei.

Baca juga: PSI Pecat Kadernya yang Gelapkan Uang Koperasi di Kalbar

"Nah, pemilih PSI ini cenderung diam ketika ditanya dan pada saat pemilihan, 17 April 2019, mereka akan coblos PSI. Kami yakin mayoritas 11,7 persen undicided voters di survei Charta Politika adalah pemilih PSI," tutur dia.

Alasan ketiga, lanjut Andy, komunikasi politik PSI ia nilai sudah tersampaikan dengan baik kepada publik. Menurut Andy, apa yang diperjuangkan PSI, yang getol menolak korupsi dan gerakan intoleransi mendapat apresiasi dari masyarakat Indonesia.

"Dari hasil survei juga tergambar bahwa PSI dikenal dan publik memilih PSI karena figur Ketum kami Sis Grace Natalie dan tertarik pada program PSI. Itu artinya komunikasi politik PSI yang biasanya disampaikan oleh Ketum Grace di acara festival 11 efektif mendorong PSI lolos parlemen," terang dia.

Baca juga: Caleg PSI Mengaku Gelapkan Uang Koperasi untuk Main Judi

Survei Charta Politika ini dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 2000 responden yang terbesar di 34 provinsi.

Survei ini menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error plus minus 2,19 persen pada tingkat kepercayan 95 persen.

Kompas TV Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Senin siang mendatangi gedung DPRdi Senayan. Kedatangan PSI untuk memberikan penghargaan "Gabut Awards" kepada DPRkarena kinerja DPRdinilai menurun. #DPR #PSI #GabutAwars

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com