DUMAI, KOMPAS.com - Meski kunjungannya ke Kota Dumai, Provinsi Riau, Selasa (26/3/2019), berstatus sebagai calon presiden nomor urut 01, Jokowi tetap bekerja selayaknya kepala negara.
Setidaknya, ia memutuskan tiga hal mengenai pembangunan di Dumai. Keputusan itu diungkap di arena kampanye terbuka yang dihadiri lebih dari 20.000 pendukungnya.
Pertama, yakni tentang beroperasinya Kapal Roll-On Roll-Off (RoRo) Dumai-Malaka.
Awalnya, Jokowi diberikan secarik kertas yang berisi keluhan mengenai maju mundurnya rencana program itu.
Baca juga: Fadli Zon: Jokowi Merasa Difitnah, padahal yang Lebih Banyak Dituduh Prabowo
Jokowi menegaskan, sebagai Presiden RI, ia memutuskan, rute kapal itu akan dioperasikan.
"Tadi saya dapat tulisan nih bahwa kapal feri roro Malaka-Dumai ini masih maju mundur (rencana pengoperasiannya)," ujar Jokowi sambil membaca secarik kertas.
Ia tidak menyebutkan secara rinci, siapa yang memberikan secarik kertas tersebut.
"Hari ini saya sampaikan, kapal feri roro (rute) Malaka-Dumai saya setujui, saya acc (pengoperasiannya) hari ini," lanjut dia.
Massa pendukungnya bersorak dan bertepuk tangan mendengar pernyataan Jokowi itu.
Baca juga: Saat Jokowi Tunjukkan Tangan Penuh Plester...
Rute Dumai-Malaka merupakan salah satu mandat dari Master Plan on ASEAN Connectivity yang disepakati para pemimpin Asia Tenggara.
Namun, rencana pengoperasian rute ini masih belum terlaksana.
Kedua, tentang jalur kereta api dari Labuan Batu ke Dumai. Jokowi mengatakan, begitu ia tiba di Dumai, banyak warga yang menyampaikan aspirasinya mengenai jalur kereta rute Labuan Batu-Dumai yang dinilai perlu dipercepat pelaksanaannya.
"Saya dibisiki, kereta api dari Labuan Batu ke Dumai, gimana, Pak? Saya sampaikan, segera dan dilanjutkan," ujar Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Jas Itu Pakaian Orang Eropa, Orang Amerika...
Terakhir, Jokowi menyinggung produksi sawit yang tinggi di Dumai, namun harga dunia sedang lesu.
Jokowi menegaskan, saat ini pemerintah sedang meningkatkan produksi biodiesel dengan campuran minyak kelapa sawit sebesar 50 persen atau yang populer disebut B50.
Jokowi mengatakan dengan peningkatan produksi biodiesel B50 ini, petani sawit tidak perlu khawatir lagi produknya dihargai murah di pasaran.
"Bahkan, sudah ada MoU dengan PT Pertamina, tinggal pelaksanaan. Ini akan memperluas yang namanya lapangan pekerjaan di daerah-daerah yang ada di kelapa sawitnya," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.