Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdasarkan Survei Internal, Wasekjen Sebut Elektabilitas PKB Capai 12 Persen

Kompas.com - 21/03/2019, 18:32 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menuturkan, berdasarkan survei internal, elektabilitas partainya pada Pemilu 2019 mencapai 12 persen.

Hal itu ia ungkapkan saat dimintai tanggapannya terkait hasil survei terbaru Litbang Kompas jika dibandingkan dengan hasil survei internal PKB.

"Sejauh ini survei internal terakhir sudah mencapai 12 persen," ujar Daniel melalui pesan singkat, Kamis (21/3/2019).

Baca juga: Wasekjen PKB Yakin Partainya Bisa Raih 15 Persen Suara di Pemilu 2019

Hasil tersebut berbeda dengan hasil survei Litbang Kompas yang menyebut elektabilitas PKB berada di angka 6,8 persen.

Daniel menjelaskan, berdasarkan pengalaman, hasil survei Litbang Kompas selalu lebih kecil dari angka faktual di lapangan.

Oleh sebab itu ia yakin PKB dapat memperoleh hasil yang lebih besar, yakni 15 persen suara pada pemilu 2019.

Baca juga: PDI-P Ingin Golkar dan PKB Kalahkan Gerindra dalam Pileg, Ini Alasannya

"Pengalaman dari awal, survei Kompas selalu setengah lebih kecil dari yang faktual, berarti PKB bisa mencapai 15 persen," kata Daniel.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret, elektabilitas PKB berada di angka 6,8 persen. PKB berada di posisi ke 4 di bawah PDI-P, Gerindra dan Golkar.

Survei Litbang Kompas menggunakan metode pengumpulan data lewat wawancara tatap muka pada 22 Februari-5 Maret 2019 terhadap 2.000 responden.

Baca juga: Pemilu 2019, Cak Imin Pasang Target PKB Peringkat 2 di Jateng

Responden dipilih secara acak sederhana dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia.

Tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian ini sebesar +/- 2,2 persen dengan kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Kompas TV Hasil Survei Litbang Kompas yang dirilis Rabu (20/3/2019) kemarin menunjukkan selisih elektabilitas kedua pasangan calon antara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno semakin sempit. Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo menanggapi hasil survei terbaru Litbang Kompas ini. Joko Widodo menyebut hasil survei ini akan menjadi bahan evaluasi untuk tim dan para pendukung agar bekerja lebih keras jelang hari pemungutan suara 17 April mendatang. Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf menganalisis penurunan elektabilitas ini adalah dampak dari banyaknya isu hoaks yang beredar. Sementara itu dari kubu seberang Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno menilai hasil Survei Litbang Kompas adalah momentum untuk menguatkan relawan. Berbeda dengan hasil survei Litbang Kompas, anggota dewan pengarah BPN Prabowo-Sandi, Fadli Zon mengklaim survei internal BPN menempatkan Prabowo-Sandi sudah mengungguli Jokowi- Ma'ruf. #SurveiElektabilitas #SurveiLitbangKompas #Pilpres2019
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com