Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Pastikan Kondisi Fisik dan Psikis Siti Aisyah Baik

Kompas.com - 11/03/2019, 17:16 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir mengatakan, fisik dan psikis Siti Aisyah di Kuala Lumpur, Malaysia, dalam kondisi yang baik.

"Situasi fisik Siti Aisyah dalam keadaan baik. Laporan yang kami terima tadi juga psikologisnya juga. Dia cukup bersyukur jaksa penuntut umum menghentikan tuntutan kepada dia," ujar Arrmanatha dalam konferensi pers di Gedung Palapa, Kemenlu, Jakarta, Senin (11/3/2019).

Kemenlu, kata Arrmanatha, beritikad baik untuk membawa keluarga Siti ke Malaysia. Kemenlu bermaksud agar mereka bisa bertemu langsung dengan Siti agar kondisi psikologisnya terjaga.

Namun, atas permintaan Siti sendiri, keluarganya tidak perlu dibawa ke Malaysia.

Baca juga: Kemenlu: Bebasnya Siti Aisyah merupakan Suatu Proses Panjang

"Beberapa kali kita sudah akan membawa keluarganya untuk bertemu langsung dengan Siti ya. Tapi atas permintaan Siti, agar keluarganya tetap di Indonesia saja dan mendoakannya dari Indonesia," ujar Armanatha.

Meski demikian, pascaputusan bebas dari ancaman hukuman mati meja hijau Malaysia, Siti dapat segera bertemu keluarganya di kampung halaman.

Saat ini, Kemenlu masih menunggu proses administrasi bebasnya Siti dari tahanan Negeri Jiran.

"Ini bukan administrasi dari KBRI ya. Tapi dari pihak Malaysia. Seperti biasa, apabila ada orang yang keluar dari tahanan, tentunya ada proses administrasi yang harus dilalui. Ini termasuk juga proses untuk dia bisa keluar dari Malaysia.

Siti sebelumnya dituntut hukuman mati oleh pengadilan di Malaysia setelah diduga berkomplot dengan warga negara Vietnam, Doan Thi Huong, untuk membunuh Kim Jong Nam yang merupakan kakak tiri pimpinan Korea Utara, Kim Jong Un.

Baca juga: Selama Proses Pengadilan Siti Aisyah, Pemerintah Beri Pendampingan Hukum

Peristiwa tewasnya Kim Jong Nam itu sendiri terjadi pada awal Februari 2017. Siti dan Doan mengusapkan zat beracun VX di wajah Kim Jong Nam yang sedang menunggu pesawat di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur. Cucu pendiri Korea Utara itu pun tewas keracunan.

Setelah ditahan, Siti dan Doan rupanya tak mengetahui bahwa yang diusapkan ke wajah Kim Jong Nam adalah zat mematikan. Keduanya mengaku, sebelumnya ada orang mirip orang Jepang atau Korea membayar RM 400 atau sekitar Rp 1,2 juta kepada mereka.

Orang itu yang menyuruh Siti dan Doan untuk melakukan tindakan tersebut. Pelaku mengatakan bahwa itu merupakan bagian dari lelucon di sebuah acara televisi.

Kompas TV Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) #YasonnaLaoly, atas perintah Presiden Joko Widodo melobi Jaksa Agung Malaysia. Buntut lobi tersebut, akhirnya Siti Aisyah dibebaskan karena jaksa mencabut dakwaan pembunuhan terhadap Kim Jong-Nam. #SitiAisyahBebas #KimJongNam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com