Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Hutan dan Lahan Masih Berpotensi Terjadi di Indonesia

Kompas.com - 05/03/2019, 15:37 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan pemantauan musim kemarau di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengurangi potensi peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Hasil pemantauan menunjukkan periode kemarau pertama akan dialami pesisir Sumatera bagian tengah dan Kalimantan bagian barat. Selain itu, potensi karhutla meningkat di wilayah Riau.

Berdasarkan peta analisis hari tanpa hujan, wilayah Sumatera terindikasi mengalami hari kering berurutan kategori pendek dan menengah, dengan rentang waktu 6-20 hari di daerah pesisir timur Aceh, Sumatra Utara, dan Riau.

Sementara, di beberapa wilayah Riau telah terjadi hari tanpa hujan kategori panjang, dengan rentang waktu 21-30 hari di daerah Rangsang, Rangsang Pesisir, dan Tebing Tinggi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, terdapat peningkatan titik panas di Indonesia dalam sepuluh hari terakhir.

"Berdasarkan citra satelit, terpantau hotspot per provinsi 10 hari terakhir terdapat peningkatan titik panas di wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah. Sementara untuk wilayah Riau, Sumatera Utara, dan Gorontalo, jumlah titik panas tergolong stabil," kata Dwikorita kepada Kompas.com, Selasa (5/3/2019).

Dwikorita mengungkapkan, potensi tersebut memicu terjadinya karhutla di wilayah Sumatera dan Kalimantan Timur.

Menurut dia, langkah kesiapsiagaan telah dilakukan dengan berkoordinasi ke UPT BMKG wilayah Riau untuk meningkatkan mitigasi dampak risiko karhutla. Terlebih, kantor Stasiun Meteorologi SSK II Pekanbaru masuk dalam tim respons cepat sebagai koordinator analisis data.

BMKG Pekanbaru, lanjut Dwikorita, diharapkan dapat lebih rutin menginformasikan kondisi cuaca dan titik-titik hotspot melalui WAG PUSKODALOPS dan 17 WAG lainnya.

“Perlu digencarkan penyebaran informasi melalui kanal media baik media massa khususnya elektronik maupun media sosial”, ujar dia.

“Kita harus meningkatkan kualitas baik dalam penyampaian informasi, serta sebagai pelaku penggerak agar Tim Respon Cepat (TRC) dapat melakukan tindakan sedini mungkin guna meminimalkan korban dan dampak resiko karhutla”, kata Dwikorita.

Memperkuat Mitigasi

Koordinasi untuk memperkuat mitigasi dalam penanggulangan potensi karhutla di Provinsi Riau telah dilakukan oleh Kepala BMKG, Kepala BNPB, Kepala BPPT, Gubernur Riau, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bupati Bengkalis, Badan Restorasi Gambut, Dandim, Kapolres, Kalaksa, dan BBBD.

Dalam kegiatan tersebut, dilakukan peluncuran teknologi modifikasi cuaca, rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi ancaman karhutla, serta melakukan peninjauan posko siaga bencana karhutla di Kabupaten Bengkalis.

Geohotspot 4.0 menggunakan satelit Himawari dilengkapi satelit Tera Aqua yang mendukung informasi hotspot juga telah dilaunching pada Agustus 2018 lalu.

"Dengan geohotspot, data penyajian informasi hotspot yang sebelumnya hanya bisa di-update setiap 6 jam dan baru bisa disampaikan setelah 24 jam, saat ini bisa di-update menjadi setiap 10 menit sehingga informasi terkait hotspot dapat disampaikan secara real time," ujar Dwikorita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com