Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 10 Provinsi, Skor Kepatuhan Tertinggi Pemenuhan Unsur Dokumen Penyidikan di Kepolisian Yogyakarta

Kompas.com - 05/03/2019, 13:35 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei yang dilakukan Ombudsman RI di 10 provinsi menunjukkan, skor kepatuhan tertinggi pemenuhan unsur dokumen penyidikan berada di kepolisian wilayah Yogyakarta dengan skor 69,77.

Sementara, skor kepatuhan terendah berada di kepolisian wilayah Sumatera Utara dengan skor 15,91.

Meski demikian, Komisioner Ombudsman RI Adrianus Meliala menjelaskan, skor 69,77 masih tergolong pada zona kepatuhan sedang.

"Kepolisian di Sumatera Utara memiliki nilai terendah 15,91, dibandingkan dengan kepolisian di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai 69,77," kata Adrianus dalam paparan survei di kantor Ombudsman, Jakarta, Selasa (5/3/2019) siang.

Adrianus menjelaskan, dari 10 provinsi, Yogyakarta, Jawa Barat, Maluku dan Riau berada di zona kepatuhan sedang. Rentang skornya dari 56,25 hingga 69,77.

Baca juga: Ombudsman dan KPK Incar Pengelola Apartemen yang Diduga Rugikan Negara

Sementara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sumatera Utara berada di zona kepatuhan rendah. Rentang skornya di kisaran 15,91 hingga 48,88.

"Dari segi pemenuhannya (unsur administrasi dokumen penyidikan) empat provinsi kuning. Sementara 6 provinsi merah, Sumatera Barat hingga Sumatera Utara. Itu untuk penyidikan ya," kata Adrianus.

Dalam survei ini, Ombudsman mengambil sampel 4 berkas perkara setiap provinsi.

Ada pun kriteria berkas perkara merupakan tindak pidana umum, berkekuatan hukum tetap di tingkat pertama, putusan pidana di atas lima tahun serta perkara diputus pada periode 2015-2018.

Pada tahap penyidikan, Ombudsman meneliti 7 dokumen wajib dan 8 dokumen fleksibel pada setiap berkas perkara.

Ombudsman meneliti pemenuhan unsur dokumen itu, seperti laporan polisi, surat perintah tugas, surat perintah penyidikan, surat perintah penyitaan, berita acara pemeriksaan tersangka, berita acara penahanan hingga surat panggilan saksi dan ahli.

Baca juga: Ombudsman DKI: Banyak Permainan dalam Pengelolaan Apartemen

Misalnya, dalam surat perintah penyidikan, Ombudsman memeriksa kelengkapan nomor surat, dasar penyidikan, kesesuaian nomor laporan polisi, kesesuaian identitas tim penyidik, tanggal surat, kesesuaian jenis perkara yang disidik hingga kesesuaian penandatanganan surat.

"Di polisi kan ada sekian banyak dokumen mulai dari laporan polisi, surat perintah penyidikan hingga surat penyitaan, misalnya. Itu kami cek satu-satu dengan model ceklis," kata Adrianus.

Meski 10 provinsi masuk dalam zona kepatuhan sedang dan rendah, Adrianus melihat dari segi ketersediaan dokumen, tingkat kepatuhannya sudah baik.

Sebanyak 8 provinsi berada pada zona hijau dengan skor 85,71 hingga 92,86.

Hanya dua provinsi yang berada pada zona kuning, yaitu NTT dengan skor 75 dan Sumatera Utara dengan skor 71,43.

Adrianus menerangkan, 10 provinsi yang dinilai berdasarkan pertimbangan jumlah tertinggi laporan bidang hukum di perwakilan Ombudsman RI.

Survei ini masih dalam tahap uji coba. Ke depan, Ombudsman akan mengembangkan survei ini dengan melibatkan provinsi lainnya di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com