Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Seperti Hidup dengan Transfusi Darah, Kita Hidup dengan Utang

Kompas.com - 03/03/2019, 17:07 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai Indonesia saat ini seperti orang yang sedang mengalami pendarahan lantaran kekayaannya banyak yang bocor ke luar negeri.

Hal itu disampaikan Prabowo di acara Silaturahim dan Konsolidasi Nasional Aliansi Pencerah Indonesia di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (3/3/2019).

Ia mencontohkan kebocoran komoditas batu bara di Indonesia yang lari ke luar negeri lebih banyak daripada yang terdata oleh pemerintah.

"Tambang batu bara laporannya 15 juta ton batu bara setahun. Kenyataannya 30 juta ton. 1 ton untung bersih 5 dolar katakanlah. Bisa-bisa 10 dolar. Kalau yang dilakukan hanya 15 juta padahal dia tambang 30 juta, itu kan 150 juta dolar," ujar Prabowo.

"Tiap tahun, 1 tongkang, Indonesia hilang uang. Itu yang saya sebut kebocoran. Itu yang saya sebut bleeding. Indonesia sedang bleeding," lanjut Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Baca juga: Alasan Anggaran, Prabowo Sempat Tak Setuju Penyelenggaraan Asian Games 2018

Ia menilai elite-elite di pemerintahan banyak yang tak mau mengakui fenomena tersebut sehingg terus dibiarkan. Prabowo mengatakan Indonesia beruntung memiliki kekayaan alam yang sangat besar sehingga proses pendarahan tersebut seperti tak terasa.

Karena itu, ia mengibaratkan Indonesia seperti tubuh orang yang sedang mengalami pendarahan terus menerus dan hanya dapat bertahan hidup dari transfusi darah. Ia pun mengibaratkan transfusi darah itu seperti utang luar negeri yang menghidupi Indonesia.

"Bleeding, transfusi darah. Jadi kita hidup itu (seperti) dari transfusi darah. Kita hidup dengan utang. Tidak dengan produksi kita sendiri. Tidak dengan keuntungan kita sendiri. Tidak dengan tangan kita sendiri," ucap Prabowo.

"Ini saudara-saudara, perjuangan kita. Ini yang harus kita hentikan, pendarahan rakyat Indonesia. Jadi ini perjuangan kita. Saya maju, saya ingin hentikan pendarahan bersama saudara-saudara sekalian. Ini tugas kita bersama," lanjut mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com