Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eki Baihaki
Dosen

Doktor Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad); Dosen Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas). Ketua Citarum Institute; Pengurus ICMI Orwil Jawa Barat, Perhumas Bandung, ISKI Jabar, dan Aspikom Jabar.

Agama, Politik, dan Persaudaraan

Kompas.com - 12/02/2019, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada awal pidatonya, Syekh Tayeb menyebut Paus sebagai "Saudaraku tercinta". Dia juga meminta seluruh umat Islam merangkul umat lain di mana saja berada.

Seperti biasa, Paus menekankan pentingnya cinta kasih di antara semua umat manusia. Dia juga menyerukan diakhirinya perang di Timur Tengah.

Belajar hikmah dari Muhamad dan Samir

Tulisan Husein Jafar Al Hadar berjudul "Beragama di Tengah Keragaman" mendatangkan inspirasi positif. Tulisan itu memuat kisah dari seorang lelaki jangkung buta bernama Muhammad menggendong seorang lelaki kecil dengan kaki lumpuh bernama Samir.

Keduanya saling berbagi. Muhammad berbagi kakinya dengan Samir, Samir berbagi penglihatannya dengan Muhammad. Keduanya hidup di Damaskus pada tahun 1889, kini negaranya (Suriah) dan porak-poranda lantaran konflik politik tak berkesudahan dan terorisme yang dikaitkan dengan isu sektarian.

Indahnya kemanusiaan tercermin dari realitas yang diametral di mana Muhammad seorang Muslim dan Samir seorang Nasrani. Keduanya yatim-piatu yang telah bersama dan berbagi hampir seumur hidupnya. Mereka bekerja bersama di sebuah warung kopi.

Keduanya juga wafat dalam waktu hampir bersamaan. Samir meninggal lebih dulu dan disusul sepekan kemudian oleh Muhammad yang tak kuat menahan kesedihan akan kepergian sahabat berbaginya itu.

Ada sebuah ikatan indah yang begitu kuat antara keduanya di tengah sesuatu yang kini sepertinya ada jurang besar dan mustahil bersatu secara harmoni: Islam-Nasrani.

Muhamad dan Samir adalah contoh yang wajib diteladani saat Suriah masih Damai. Ada selaksa hikmah yang bisa dipetik dari keduanya, terkait konteks kehidupan keberagamaan kita saat ini. Antar seagama saja sepertinya masih ada konflik yang membara apalagi antaragama.

Ada nilai universal yang saat ini harus membumi dan menjadi  kesadaran kita semua, yakni "kemanusiaan". Karena, agama apa pun sejatinya diturunkan sebagai perangkat untuk membuat manusia menjadi pro-kemanusiaan.

Muhammad dan Samir, melalui hubungan keduanya, menunjukkan secara nyata bahwa perdamaian itu bukan utopia (khayalan). Ia bisa ditegakkan. Bahkan mudah, jika kita berpikiran jernih dan berhati tulus seperti keduanya.

Seandainya paradigma Muhamad dan Samir dipakai oleh seluruh elemen di Suriah saat ini dan kita yang melihat serta mencoba menganalisisnya dengan paradigma ala Muhammad dan Samir, saya yakin Suriah tetap damai di negara yang dulunya indah dan pusat peradaban.

Sejatinya umat Islam adalah umat yang moderat. Rasulullah, dalam salah satu sabdanya, mengingatkan umat Islam, "Hindarkanlah darimu sikap melampaui batas dalam agama karena sesungguhnya orang-orang sebelum kamu telah binasa karenanya."
 
Sementara dalam dakwah tidak ada tempat untuk sikap kasar dan keras. Tak ada pula buruk sangka terhadap manusia. "Wahai orang-orang yang beriman, hindarilah olehmu dari kebanyakan prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa." (QS. 49 :12)

Bangsa Indonesia telah ditakdirkan hidup dalam keberagaman. Kita wajib menggelorakan seruan perdamaian dari Abu Dhabi sebagai petunjuk bersikap dan bertindak di tengah aura kebencian yang semakin marak dan kohesi sosial yang kian renggang.

Jadikan kebinekaan energi kekuatan yang harus kita rawat bersama agar tidak menjadi menjadi biang kehancuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com