Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR: Penurunan Harga BBM Salah Satu Indikator Ekonomi Nasional Berhasil

Kompas.com - 11/02/2019, 11:25 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo mengapresiasi penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku sejak kemarin.

Bambang berpendapat, penurunan harga BBM merupakan bentuk pencapaian ekonomi yang baik.

"Penurunan BBM itu merupakan salah satu indikator bahwa dalam hal ekonomi nasional berhasil," ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Senin (11/2/2019).

Baca juga: ESDM: Kalau Harga BBM yang Lampaui Batas Atas Tak Diturunkan, Kami akan Cabut Izinnya

Meski penurunan harga bertepatan dengan masa kampanye Pemilihan Presiden 2019, Bambang tidak mau mengaitkannya dengan hal politis. Menurut dia, hal yang paling penting adalah kebijakan ini menguntungkan masyarakat.

"Terlepas dari politis atau tidak, rakyat merasakan kemurahan BBM dan rakyat merasakan baiknya ekonomi bagi keluarga mereka, rumah tangga mereka," ujar Bambang.

PT Pertamina (persero) menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Mulai dari Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, hingga Dex dipangkas harganya oleh Pertamina mulai pukul 00.00, Minggu (10/2/2019).

Baca juga: Formula Baru BBM, Pemerintah Klaim Bikin Harga Lebih Adil

Kebijakan penyesuaian harga ini dilakukan Pertamina menyusul tren menurunnya harga minyak mentah dunia dan penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Adapun besaran penurunan harga tersebut adalah Pertamax turun Rp 350 per liter, Pertamax Turbo turun Rp 800 per liter, Dexlite turun Rp 100 per liter, dan Dex turun Rp 50 per liter.

Selain itu, Pertamina juga melakukan penyelerasan harga Premium (JBKP di wilayah Jawa, Madura, dan Bali) menjadi Rp 6.450 per liter sehingga sama dengan harga di luar Jawa, Madura, dan Bali.

Kompas TV PT Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak non subsidi mulai Sabtu (5/1/2019). Penyesuaian harga seiring dengan turunnya harga rata rata minyak mentah dunia dan penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Penyesuaian harga BBM non subsidi besarannya bervariatif dan bisa berbeda di beberapa daerah karena dipengaruhi perbedaan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor di masing masing daerah. Untuk di Jabodetabek, harga Pertalite turun menjadi Rp 7.650; Pertamax Rp 10.200; Pertamax Turbo 12.000; Dexlite Rp 10.300 dan Dex Rp 11.750.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com