Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Jokowi dan Sandi, Siapa Merekayasa?

Kompas.com - 04/02/2019, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HISTERIA permintaan selfie Imas dengan Sandi, atau Ilyas yang berlumur lumpur, hingga Jan Ethes yang jadi viral, menjadi tiga aksi perdana yang masif di bahas massa.

Tak hanya peristiwanya, tapi apa yang terjadi di belakangnya justru ramai dibicarakan. Tak kurang pula, hasil "verifikasi" ala netizen menjadi bumbu tersendiri.

Peristiwa pertama terjadi pada akhir Januari lalu. Saat itu Instagram Sandiaga Uno diisi oleh unggahan kegiatan-kegiatannya di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Salah satu unggahan menggambarkan seorang emak histeris meminta selfie dengan Sandi. Begitu kuatnya peristiwa hingga memancing ribuan warganet bereaksi. Video seorang emak histeris ini bahkan sudah dilihat lebih dari 1,7 juta akun.

Ada yang iba dengan sang ibu, salut dengan Sandi, hingga mencerca dan mencari foto lain dari Sang Emak.

Singkat cerita didapatlah foto Si Emak beberapa bulan sebelumnya sempat berselfie dengan Sandi meski bukan dalam kondisi bersebelahan melainkan Sandi di panggung, sementara si Emak di barisan paling depan deket panggung. Belakangan diketahui namanya adalah Imas Siti Masitoh.

Tak berhenti sampai di sini, warganet juga mendapatkan bahwa Imas ternyata adalah kader Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Pendukung Prabowo-Sandi.

Warganet yang kontra mengatakan, tangisan Imas adalah Sandiwara yang di-setting untuk menunjukkan kecintaan warga terhadap Sandi yang kemudian diunggah di Instagram-nya.

Sementara yang pro sebaliknya, menanyakan apa yang salah jika ada permintaan selfie yang belum pernah sedekat sebelumnya.

Ilyas dan lumpurnya

Peristiwa kedua adalah saat Ilyas, korban banjir warga Makassar, Sulawesi Selatan, yang mendatangi Sandi dengan tubuh bagian depan berlumur lumpur. Seolah dramatis foto yang beredar.

Namun, belakangan beredar foto dari sisi yang lain. Ada yang memotret Ilyas dari belakang. Terlihat, punggungnya bersih, tak ada lumpur.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto sampai berkomentar bahwa hal tersebut adalah Sandiwara Jilid II, "Rakyat akan melihat mana yang tangisan beneran, mana lumpur kerja keras dan mana lumpur polesan itu. Rakyat melihat jadi politik panggung sandiwara banyak diciptakan," ujar Hasto (29/1/2019).

Jokowi bersama Sang Cucu

Presiden Jokowi sedang memakaikan jaket jins kepada cucunya, Jan Ethes saat merayakan Hari Santri Nasional di Solo, Minggu (21/10/2018).SETPRES/ AGUS SUPARTO Presiden Jokowi sedang memakaikan jaket jins kepada cucunya, Jan Ethes saat merayakan Hari Santri Nasional di Solo, Minggu (21/10/2018).

Tak lagi soal Sandi, kini soal Jokowi. Belakangan memang sering diperlihatkan kemunculan Jokowi bersama keluarganya. Tak kurang cucu pertamanya, Jan Ethes, juga ada dalam video yang kerap diunggah di media sosial.

Video Jokowi bersama Ethes viral dan mengundang banyak komentar. Di antaranya adalah Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW). Melui akun Twitter-nya, Sabtu (26/1/2019), Hidayat menulis,

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com